YOGYAKARTA, POPULI.ID – Industri digital printing secara global diproyeksikan tumbuh 9–12 persen setiap tahun hingga 2030, dengan nilai pasar mencapai USD 25 miliar pada 2025.
Pertumbuhan pesat ini didorong meningkatnya permintaan dari sektor tekstil, kemasan, dan percetakan komersial.
Sektor tekstil printing diperkirakan tumbuh hingga 15 persen tahun ini, didorong tren fashion berbasis desain digital.
Sementara itu, permintaan kemasan unik di industri e-commerce turut mendorong pertumbuhan sektor packaging hingga 20 persen.
Iklan luar ruang pun tetap tumbuh stabil di angka 7–8 persen, meski mulai bersaing dengan teknologi digital signage.
Melihat peluang ini, Krista Exhibitions menghadirkan Jogja Printing Expo 2025, pameran industri percetakan pertama di Yogyakarta, yang akan digelar pada 21–24 Mei 2025 di Jogja Expo Center (JEC).
Pameran ini diharapkan menjadi momentum strategis bagi pelaku industri untuk menampilkan inovasi teknologi dan memperluas jejaring bisnis.
“Jogja Printing Expo merupakan langkah penting untuk memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat inovasi industri kreatif,” ujar Daud D Salim, CEO Krista Exhibitions, dalam konferensi pers di Yogyakarta, Senin (19/5/2025).
Pameran ini menghadirkan 27 peserta, termasuk 10 UMKM percetakan, dan menargetkan hingga 12.000 pengunjung.
Acara ini juga digelar bersamaan dengan Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, serta Jogja All Tea Expo 2025, yang membentuk ekosistem industri terintegrasi mulai dari percetakan, pengemasan, hingga makanan dan minuman.
Teknologi dan Inovasi Berkelanjutan
Jogja Printing Expo 2025 akan menampilkan beragam teknologi terkini seperti digital printing, mesin cetak industri, teknologi finishing, dan solusi percetakan berkelanjutan.
Pameran ini dirancang sebagai platform kolaboratif bagi pelaku usaha, UMKM, desainer grafis, penerbit, rumah produksi, hingga institusi pendidikan.
Selain pameran, juga digelar berbagai seminar inspiratif. Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) mengangkat topik “Prospek Bisnis Industri Berbahan Baku Kertas” dan “Prospek Bisnis Industri Kemasan” membahas dinamika rantai pasok dan inovasi cetak modern.
HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) juga turut hadir dengan seminar bertema “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Artificial Intelligence”.
Sementara itu, Printpack Magazine menyuguhkan wawasan tentang masa depan cetak kemasan melalui sesi “Bringing Smarter Future for Printing Packaging Products”.
Kolaborasi dan Business Matching
Salah satu program unggulan adalah Business Matching, yang mempertemukan pelaku usaha, pemilik brand, penyedia teknologi, dan calon mitra potensial.
Pertemuan ini dikurasi secara profesional guna mendorong kerja sama baru dan pertumbuhan sektor grafika serta manufaktur kreatif.
Jogja Printing Expo 2025 juga melengkapi pameran serupa yang sebelumnya telah digelar Krista Exhibitions di Jakarta dan Surabaya.
Meski belum menargetkan transaksi besar, pameran perdana ini diharapkan menjadi ajang kolaborasi antara UMKM dan perusahaan skala besar.
Dukungan Pemerintah dan Peluang Daerah
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian DIY, Yuna Pancawati, mengungkapkan bahwa per April 2025, terdapat 978 industri percetakan di DIY. Dari jumlah tersebut, 736 merupakan industri mikro, 217 industri kecil, 10 industri menengah, dan 15 industri besar.
Pemda DIY, melalui BPTTG Disperindag, mendukung pertumbuhan industri percetakan lewat dua layanan utama: layanan kemasan dengan mesin cetak stiker, laminasi, UV varnish; serta layanan kulit dengan teknologi laser cutting, grafir, dan 3D scanner.
Ahmad Mughira Nurhani, Ketua Umum PPGI, menyambut baik penyelenggaraan Jogja Printing Expo sebagai upaya menggairahkan kembali industri percetakan di tengah tantangan era digital.
“Industri percetakan masih sangat dibutuhkan, terutama dalam sektor pendidikan. Program pemerintah untuk mencetak buku pelajaran SD dan SMP menjadi angin segar bagi pengusaha percetakan daerah,” ujarnya.
Selain itu, sektor kemasan untuk suvenir, undangan, boks makanan, hingga kaos tercatat mengalami pertumbuhan signifikan dan memberikan kontribusi besar terhadap industri kecil-menengah percetakan.
Jogja Printing Expo 2025 tak hanya menjadi ajang pamer teknologi, tetapi juga menjadi titik temu kolaboratif yang memperkuat ekosistem industri kreatif di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.