ARAB SAUDI, POPULI.ID – Kejadian nahas menimpa seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tewas di gurun pasir Arab Saudi setelah nekat memasuki Mekkah lewat jalur ilegal demi bisa haji.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi meninggalnya WNI tersebut. Diketahui korban seorang laki-laki berinisial SM yang berasal dari Madura.
Berikut fakta-fakta WNI yang meninggal di gurun Arab Saudi yang dirangkum Populi.id.
1. Haji Ilegal
SM ingin berangkat naik haji, namun tidak melalui prosedur semestinya. Ia yang mengantongi visa ziarah multiple, mencoba memasuki Mekkah tanpa dokumen haji resmi.
Setibanya di Arab Saudi, SM melancarkan aksinya bersama beberapa orang lainnya yang berasal dari Indonesia.
2. Tertangkap Razia
Bersama 10 WNI lain, SM rupanya sempat tertangkap razia aparat keamanan Arab Saudi hingga diusir ke Jeddah.
Meski sudah dilarang, SM tetap bersikukuh untuk menunaikan haji ke Tanah Suci lewat jalur ilegal dengan kembali berupaya memasuki Mekkah.
3. Taksi Gelap
Pada 27 Mei 2025, SM bersama dua WNI lain yakni J dan S menumpang taksi gelap dengan tujuan ke Mekkah. Namun di tengah jalan, sopir taksi ketakutan melihat patroli.
Akhirnya SM dan dua rekannya dipaksa turun di tengah gurun yang sedang dilanda suhu ekstrem. Mereka ditinggalkan oleh sopir taksi yang semula ditumpangi.
4. Diduga Dehidrasi
Cuaca ekstrem di gurun berdampak pada kondisi fisik ketiganya. Aparat keamanan Arab Saudi menemukan keberadaan SM dengan dua WNI lainnya dari pantauan drone.
SM ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia diduga karena dehidrasi di gurun, sedangkan dua orang lainnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
5. Dosen
Identitas SM terkuak seiring dengan penemuan jenazahnya. SM merupakan warga Desa Blumbungan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Adapun profesi SM sehari-hari adalah dosen salah satu kampus Islam di Pamekasan.
6. KJRI Koordinasi dengan Keluarga
KJRI Jeddah telah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Madura dalam mempersiapkan proses pemakaman SM.
Jenazah SM masih berada di rumah sakit Makkah sebelum dipulangkan ke tempat asal.
Penulis: Yunita Ajeng Raharjo