SLEMAN, POPULI.ID – Kabupaten Sleman menorehkan tonggak penting dalam penguatan ekonomi berbasis komunitas desa.
Sebanyak 86 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) resmi terbentuk, menjadikan Sleman sebagai satu di antara daerah pertama yang menuntaskan mandat Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2025.
Tak hanya mengejar kuantitas, Sleman juga menunjukkan kualitas.
Dua koperasi dari Kalurahan Sinduadi dan Tamanmartani masuk radar Kementerian Koperasi dan UKM sebagai calon percontohan nasional.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sleman, Tina Hastani, mengungkapkan bahwa hingga 31 Mei 2025, seluruh kalurahan di Sleman telah menyelesaikan musyawarah khusus sebagai dasar pembentukan koperasi.
“Dari 86 koperasi yang terbentuk, 83 merupakan koperasi baru. Ini bukan sekadar pemenuhan target administratif, tetapi gerakan nyata membangun ekonomi desa dari bawah,” ujar Tina dalam konferensi pers, Rabu (4/6/2025).
Langkah ini dipacu melalui sosialisasi intensif yang dipimpin langsung oleh Bupati Sleman pada 5 Mei 2025, serta ditopang oleh Surat Edaran Bupati Sleman No. 0258/2025 yang mempercepat proses di tingkat kalurahan.
Tina menjelaskan bahwa koperasi-koperasi ini dirancang untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi desa, tidak hanya sebagai tempat simpan pinjam.
Beberapa bahkan telah menyusun rencana membuka layanan klinik, apotek, gudang logistik, hingga penyedia sembako.
“Prinsipnya, koperasi ini harus hidup dan relevan. Kita dorong agar mereka benar-benar menyatu dengan kebutuhan warga,” kata Tina.
Guna memastikan legalitas koperasi, Pemkab Sleman juga menggandeng Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Sleman.
Pembiayaan akta koperasi ditanggung melalui APBD, dan layanan percepatan pendirian digelar khusus pada 11–12 Mei 2025.
“Target kami, pada 12 Juni 2025 semua koperasi sudah memiliki akta sah. Jadi, koperasinya bisa langsung operasional, tidak mandek di atas kertas,” tambahnya.
Menariknya, dari seluruh koperasi tersebut, dua kalurahan yakni Sinduadi dan Tamanmartani telah diverifikasi langsung oleh tim LPDB Kementerian Koperasi dan UKM dan mendapat respons positif sebagai calon pilot project nasional.
“Kami bangga karena Sleman dipercaya. Ini membuktikan bahwa desa bisa menjadi pusat kekuatan ekonomi baru, bukan hanya objek pembangunan,” ujar Tina.
Dengan keberhasilan ini, Sleman tak hanya menjalankan amanat pusat, tetapi juga memberi contoh bahwa koperasi bisa menjadi alat nyata dalam membangun kemandirian desa—mulai dari hulu ke hilir.
“Kami ingin koperasi menjadi rumah bersama warga—tempat mereka berkolaborasi, mengembangkan usaha, dan memperbaiki taraf hidup. Bukan sekadar label, tapi benar-benar bergerak,” pungkas Tina.