• Tentang Kami
Wednesday, October 15, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home Cendekia

Pakar UGM Beberkan Strategi Genjot Produksi Pertanian untuk Jangka Panjang

dalam data produksi beras dari 2019 hingga Mei 2024, tahun ini termasuk yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

byGalih Priatmojo
July 10, 2025
in Cendekia, headline
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Ilustrasi sawah atau pertanian di DIY

ilustrasi sawah atau pertanian di DIY. [pexels/tom fisk]

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

POPULI.ID – Organisasi Pangan dan Pertanian Internasional (FAO) dalam laporan terbarunya Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets pada bulan Juni 2025 lalu, memproyeksikan bahwa produksi beras Indonesia akan mencapai 35,6 juta ton pada musim tanam 2025/2026.

Menanggapi prediksi ini, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Prof. Subejo menilai capaian tersebut merupakan sinyal positif, namun tetap membutuhkan strategi jangka panjang berbasis sains dan teknologi.

BERITA MENARIK LAINNYA

Hari Pangan Sedunia, Bupati Sleman Pesan Masyarakat Ciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah

Rerata Orang Indonesia Telan 15 Gram Mikroplastik Tiap Bulan, Dosen UGM: Hindari Makanan Kemasan Plastik

“Tingginya produksi tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk iklim yang relatif kondusif. Dua tahun sebelumnya, hujan bahkan baru datang pada Februari. Tapi tahun ini, curah hujan cukup sejak akhir tahun, sehingga luas lahan yang dapat ditanami meningkat,” ujarnya dikutip dari laman UGM, Kamis (10/7/2025).

Guru Besar dalam bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, ini melihat bahwa dalam data produksi beras dari 2019 hingga Mei 2024, tahun ini termasuk yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Meskipun bila dibandingkan dengan 2018, sebenarnya produksi saat itu masih lebih tinggi. Selain faktor iklim, dalam hal ini kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram turut memberikan insentif ekonomi bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Harga yang stabil dan adanya jaminan penyerapan hasil panen oleh Bulog menciptakan rasa aman bagi petani dalam mengelola usaha tani mereka.

“Kepastian harga juga mengurangi fluktuasi pasar yang sebelumnya seringkali merugikan petani ketika harga gabah anjlok saat panen raya,” ujarnya.

Meski begitu, kebijakan HPP ini juga menimbulkan tantangan baru di sisi hilir. Kenaikan harga gabah berdampak langsung pada harga beras di pasar.

Dengan bahan baku yang semakin mahal, harga beras eceran mengalami kenaikan di beberapa wilayah. Ini menimbulkan kekhawatiran akan daya beli konsumen, terutama kelompok masyarakat berpendapatan rendah atau kelompok rumah tangga miskin.

“Harga gabah yang tinggi memang menguntungkan petani, tapi otomatis akan memicu kenaikan harga beras di pasar. Ini hukum ekonomi. Jika tidak diintervensi lewat efisiensi proses pengolahan, harga beras bisa melonjak hingga melampaui harga eceran tertinggi,” jelasnya.

Menurut Subejo, efisiensi dan inovasi teknologi pada tahap pasca panen menjadi sangat penting. Penggunaan teknologi modern dalam proses pengeringan, penggilingan, dan distribusi beras diharapkan dapat menekan biaya produksi akhir.

Mekanisasi pertanian dan introduksi smart farming, seperti penggunaan mesin pengering dan penggilingan berteknologi tinggi, dapat meningkatkan kualitas beras sekaligus menurunkan tingkat kehilangan hasil.

Selain itu, ia mengatakan, inovasi seperti pengering bertenaga surya atau sistem pengolahan berbasis energi terbarukan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menekan biaya operasional secara signifikan.

Lebih lanjut, Subejo menjelaskan bahwa meski mengalami peningkatan volume produksi sebesar 4,5 persen, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal produktivitas lahan.

Produktivitas rata-rata nasional masih berada di kisaran 5,2 ton per hektar, tertinggal dari negara-negara seperti Vietnam dan Thailand yang sudah mencapai 6 ton per hektar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ruang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem budidaya padi.

“Selain penyediaan air yang memadai secara terus menerus, tentu nanti memilih jenis padi yang sesuai, mendampingi teknis produksi, kemudian memilih misalnya cara-cara pengendalian hama yang sesuai, ruang pengembangannya masih ada sebenarnya,” katanya.

Menghadapi musim kemarau, salah satu strategi yang direkomendasikan adalah pengembangan sistem irigasi alternatif yang hemat biaya dan ramah lingkungan. Embung mikro, misalnya, infrastruktur sederhana seperti ini tidak memerlukan investasi besar namun dapat memberikan dampak signifikan bagi produktivitas lahan di daerah tadah hujan atau daerah kering.

UGM pun telah mengembangkan varietas padi adaptif seperti GAMAGORA yang dirancang untuk bertahan di lahan tadah hujan dengan kebutuhan air yang lebih rendah. Varietas ini menjadi salah satu inovasi yang diharapkan dapat menjaga produksi tetap stabil di tengah ancaman kekeringan akibat perubahan iklim.

Di samping itu, ujar Subejo, pemanfaatan pompa air bertenaga surya menjadi opsi yang bisa diaplikasikan untuk wilayah dengan sumber air melimpah namun minim infrastruktur irigasi. Dengan menggunakan energi terbarukan, biaya operasional dapat ditekan, dan ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat dikurangi.

Program pompanisasi berbasis energi surya diharapkan menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi di berbagai sentra produksi padi di Indonesia.

“Keseluruhan upaya ini mungkin bisa dilakukan dengan berkoordinasi melalui kebijakan lintas sektor yang melibatkan kementerian-kementerian terkait agar bisa secara bertahap dilakukan di berbagai daerah,” pungkasnya.

Tags: irigasipertanianproduksi berasSubejoteknologiUGM

Related Posts

Bupati Sleman Harda Kiswaya saat memberikan bantuan alat pertanian kepada sejumlah kelompok tani di Kabupaten Sleman pada Hari Pangan Seduni 2025, Rabu (15/10/2025).

Hari Pangan Sedunia, Bupati Sleman Pesan Masyarakat Ciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah

October 15, 2025
Ilustrasi makanan dalam kemasan plastik [vecteezy/Aleksey Matrenin]

Rerata Orang Indonesia Telan 15 Gram Mikroplastik Tiap Bulan, Dosen UGM: Hindari Makanan Kemasan Plastik

October 14, 2025
satu di antara puluhan pedagang kaki lima di Jalan Persatuan kawasan UGM.

Pemkab Sleman Tunggu Perda Baru untuk Tertibkan PKL di Jalan Persatuan UGM

October 12, 2025
Ilustrasi imunisasi campak

Cegah Terpapar Campak, Konsultan Infeksi: Sebaiknya Imunisasi dan Hidup Higienis

October 11, 2025
Ilustrasi hutan

Tekan Deforestasi, Dosen UGM Dorong Percepatan Penetapan Hutan Adat oleh Negara

October 10, 2025
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, AHY, saat kunjungan ke UGM memberi tanggapan terkait insiden bangunan ambruk di ponpes Sidoarjo, Rabu (8/10/2025).

AHY Ingatkan Pimpinan Daerah Tertibkan Bangunan Tak Sesuai Standar

October 8, 2025
Next Post
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meresmikan sejumlah proyek strategis termasuk TPS3R Potorono untuk wujudkan Bantul bebas sampah 2025

Wujudkan Bantul Bersih Sampah, Abdul Halim Muslih Resmikan TPS3R Potorono

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asyik berjoget usai sidang tahunan MPR RI (tangkapan layer : YT/TVParlemen)

Joget di Atas Luka Rakyat, Tarian di Tengah Kubangan Derita Bangsa

August 18, 2025
ilustrasi : Sekolah Dasar

10 SD Favorit di Bantul dengan Akreditasi A, Layak Jadi Pilihan!

June 12, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.