YOGYAKARTA,POPULI.ID – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa Stadion Maguwoharjo di Sleman bukan fasilitas eksklusif dan semestinya bisa digunakan oleh siapa pun, termasuk PSIM Yogyakarta.
Pernyataan itu disampaikan Sultan menyusul belum adanya kepastian apakah PSIM dapat menggunakan stadion tersebut sebagai markas di kompetisi BRI Super League 2025/2026.
“Mosok stadion dibangun hanya untuk rakyat kabupaten tertentu? Sleman kan bagian dari DIY. Kalau pihak luar boleh menyewa, kenapa PSIM dari Yogyakarta sendiri malah tidak boleh? Itu tidak masuk logika,” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, stadion yang dibiayai dengan dana publik, termasuk APBD dan APBN, seharusnya terbuka untuk kepentingan masyarakat luas tanpa sekat administratif.
“Stadion Mandala Krida misalnya, masa hanya boleh dipakai klub dari Kota Yogyakarta? Kan itu untuk kepentingan publik,” tegas Raja Keraton Yogyakarta itu.
Sultan menekankan bahwa selama proses penyewaan dilakukan secara resmi dan tidak gratis, maka siapa pun seharusnya diizinkan menggunakan fasilitas tersebut. Ia pun mengkritik pola pikir yang membatasi penggunaan stadion berdasarkan batas wilayah.
“Dari Papua atau mana pun boleh main di sana, masa dari Kota Yogya enggak boleh? Itu terlalu sempit cara berpikirnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sultan mendorong adanya komunikasi terbuka antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan manajemen PSIM dan seluruh pihak terkait agar polemik ini tidak berlarut.
“Saya sudah minta Pak Bupati untuk musyawarah. Enggak bisa dibiarkan seperti ini terus. Apalagi anggarannya juga dari pusat, bukan cuma dari Sleman,” tambahnya.
### Bupati Sleman: Harus Ada Jaminan Keamanan dan Komunikasi dengan Suporter
Menanggapi pernyataan Gubernur, Bupati Sleman Harda Kiswaya mengaku telah menerima permohonan dari manajemen PSIM untuk menggunakan Stadion Maguwoharjo. Namun menurutnya, masih ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi.
“Saya sudah kasih PR ke manajemen PSIM sejak sebulan lalu. Utamanya menyelesaikan gap komunikasi dengan suporter PSS Sleman dan memastikan jaminan keamanan,” ungkap Harda.
Ia menegaskan bahwa polemik antar suporter menjadi salah satu pertimbangan utama sebelum memberikan izin. Pemerintah Sleman juga meminta pihak PSIM melakukan pengecekan fasilitas stadion agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
“Kalau semuanya sudah clear, saya akan rekomendasikan izinnya,” tegas Harda.
Diketahui, PSIM Yogyakarta naik kasta ke Liga 1 setelah menjuarai Liga 2 Indonesia musim lalu. Namun hingga kini klub berjuluk Laskar Mataram itu belum memiliki kepastian soal kandang untuk musim kompetisi mendatang.
Stadion Maguwoharjo yang menjadi markas utama PSS Sleman sebelumnya sempat diajukan sebagai opsi, namun tersendat karena persoalan perizinan dan dukungan keamanan.