YOGYAKARTA, POPULI.ID – Suasana semarak menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia terasa hingga ke jantung aktivitas ekonomi rakyat. Di Pasar Beringharjo Barat, para pedagang menggelar berbagai lomba, mulai dari menghias los, mengenakan pakaian adat, hingga sedekah dan lomba tumpeng.
Koordinator Pasar Beringharjo Barat, Aroni Fasah, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari lomba tahunan yang digelar dalam rangka memperingati kemerdekaan RI. Tahun ini, sebanyak 40 los di lantai 1 Pasar Beringharjo Barat ikut serta dalam lomba menghias gapura atau pintu masuk los masing-masing.
“Para pedagang antusias sekali terhadap lomba ini, karena selain memeriahkan HUT RI, juga untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar pedagang,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Ia menambahkan, persiapan sudah dimulai sejak 1 Agustus 2025 dengan waktu perakitan hiasan memakan waktu sekitar tiga hari menjelang lomba. Ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan lomba yang diharapkan bisa menjadi agenda tahunan ke depan.
Tak hanya menghias kios, pada 15 Agustus 2025 mendatang juga akan digelar kegiatan sedekah pedagang dan lomba tumpeng. “Tujuannya untuk berbagi rezeki dan menjalin kebersamaan antar pedagang di Pasar Beringharjo Barat,” kata Aroni.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat, Ahmad Zainul Bintoro, menuturkan bahwa kegiatan ini dikemas dengan nuansa “Wonderful Indonesia”. Di mana para pedagang mengenakan pakaian adat tradisional dari berbagai daerah.
“Ini bagian dari memeriahkan peringatan kemerdekaan yang juga mengangkat budaya. Seluruh pedagang kami libatkan, dan khusus hari Sabtu ini pedagang memakai pakaian adat untuk penilaian lomba,” ucapnya.
Menurutnya, selain merayakan kemerdekaan, kegiatan ini juga bertujuan menarik simpati pengunjung dan meningkatkan penjualan pasar.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kemeriahan HUT RI tidak hanya bisa dilakukan di instansi pemerintah, tapi juga di pasar. Ini bagian dari upaya menarik konsumen dan mempromosikan Pasar Beringharjo,” ungkapnya.
Bintoro menyebut lomba ini disponsori secara mandiri oleh para pedagang dengan hadiah berupa uang yang masih dalam pembahasan. Namun, kata dia, yang utama adalah apresiasi terhadap partisipasi aktif dan kekompakan para pedagang.
“Sehingga kegiatan ini tidak hanya sekadar hura-hura, tapi ada hikmah tersendiri untuk kebersamaan para pedagang di Pasar Beringharjo Barat,” ujarnya.
Salah satu pedagang batik di Los 19, Mar’atus Sholihah, mengaku bahwa ia dan sesama pedagang telah mempersiapkan hiasan sejak sebulan lalu. Meski harus disambi dengan aktivitas berjualan.
“Karena dinilai dari kreativitas, kami bikin sendiri. Kami manfaatkan bahan-bahan yang ada. Di los ini ada pengrajin batik, jadi kami pakai perca untuk dekorasi,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, pedagang di Los 19 mengangkat tema “Batik Sumber Panganku” sebagai bentuk representasi kekhasan los mereka yang banyak diisi pengrajin batik. Meski hadiah secara nominal tidak besar, Mar’atus mengaku nilai utamanya justru terletak pada kekompakan yang terbangun.
“Biasanya kami jarang ngobrol karena sibuk sendiri-sendiri. Tapi lewat lomba ini kami bisa kerja kelompok, jadi akrab dan saling mengenal. Hadiahnya nggak masalah, karena dari sini kami belajar kekompakan,” ujarnya.