YOGYAKARTA, POPULI.ID – Warga di sekitar Kampung Sagan, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta kembali harus menghadapi luapan banjir dari Kali Belik pada Selasa (19/8/2025) sore.
Seorang warga, Poniyati (63), mengaku rumahnya yang berada tepat di tepi Kali Belik kembali dimasuki air.
Meski sudah memasang gejrek (penghalau air) setinggi satu meter di pintu rumah, luapan banjir tetap menerobos masuk dengan cepat.
“Biasanya air bisa ditahan dengan gejrek, tapi kemarin tetap tembus sampai rumah penuh air, sudah tidak kelihatan lantai lagi,” ungkap Poniyati.
Akibat banjir, hampir semua barang miliknya terendam, termasuk pakaian dan kasur satu-satunya yang ia gunakan untuk tidur.
“Tidak ada barang yang hilang, tapi kasur semua basah. Jadi saya tidur di bagian kasur yang masih agak kering,” tuturnya.
Poniyati menambahkan, setiap kali banjir ia harus mengangkat barang-barang ke tempat lebih tinggi, mulai dari ember hingga sandal.
“Kalau ember hilang masih gak apa-apa, tapi sandal meskipun jelek tetap saya amankan. Sayang kalau hilang,” katanya.
Malam harinya, ia kembali sibuk menata barang serta membuang air yang masuk ke rumah dengan ember.
Ia mengaku khawatir dengan kondisi fisiknya yang semakin renta, sementara banjir terus berulang tanpa solusi.
“Ya pasrah saja, ini risiko tinggal di pinggir kali,” ucapnya lirih.
Tak hanya warga Terban, luapan Kali Belik juga berdampak hingga ke wilayah Caturtunggal, Sleman.
Warsini, warga setempat menceritakan banjir besar yang datang sekitar pukul 14.00 membuatnya panik menyelamatkan cucu-cucunya.
“Anak cucu saya langsung saya ungsikan ke masjid terdekat. Masih kecil-kecil, apalagi ada yang kembar dua,” katanya.
Warsini mengaku merinding mendengar suara sirine Early Warning System (EWS) yang berbunyi saat banjir terjadi.
“Begitu banjir, sirinenya langsung berbunyi, suaranya ngeri sekali,” ujarnya.
Ia masih mengingat jelas peristiwa pada 2010 ketika talud di seberang sungai jebol akibat banjir besar.
“Waktu itu menjelang akhir tahun, tiba-tiba talud ambruk,” kenangnya.
Meski sudah 50 tahun tinggal di kawasan itu, Warsini mengaku sebenarnya ingin pindah.
Namun keinginannya urung dilakukan karena cucu-cucunya masih bersekolah dekat rumah.
(populi.id/Hadid Pangestu)