YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta mulai serius menata kembali tiga sungai utama, yakni Code, Winongo, dan Gajahwong.
Tak hanya sekadar mengeruk sedimen, proyek ini juga diharapkan mampu mengurangi risiko banjir sekaligus membuka peluang baru bagi warga lewat pengembangan wisata air.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, menyebut tahap awal akan dimulai di Sungai Code pada 24 Agustus 2025 dengan penurunan alat berat di kawasan Keparakan–Wirogunan.
“Kawasan itu jadi titik kritis karena endapan sedimen paling banyak. Proses awal ini akan berlangsung sekitar dua minggu, kemudian kita evaluasi,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Umi menekankan, normalisasi sungai bukan hanya soal mengeruk lumpur, tapi juga persoalan sampah dan aktivitas warga di bantaran. Masih banyak ditemukan keramba, kandang ayam, hingga kolam semi permanen yang mengganggu aliran air.
“Kalau dibiarkan, saat hujan deras bisa memperparah penyempitan dan banjir,” katanya.
Karena itu, DPUPKP tak hanya menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sebagai pelaksana teknis, tetapi juga melakukan sosialisasi langsung kepada warga.
“Kesadaran masyarakat jadi kunci. Sungai itu jalur air, bukan tempat untuk mendirikan bangunan,” tegasnya.
Selain fungsi utama untuk pengendalian banjir, pemerintah juga menyiapkan konsep lanjutan agar kawasan tepi sungai bisa diberdayakan sebagai ruang ekonomi warga.
Di antaranya melalui pengembangan wisata air di sepanjang Code, Winongo, dan Gajahwong.
“Jadi setelah normalisasi, tidak berhenti di pengerukan saja. Sungai bisa kembali jadi wajah kota, ruang hidup, sekaligus sumber ekonomi masyarakat,” ujar Umi.
(populi.id/Hadid Pangestu)