JAKARTA, POPULI.ID – Pakar Gizi Tan Shot Yen mencak-mencak terkait menu yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Ia menilai sejumlah menu yang disajikan dalam MBG tak layak untuk dikonsumsi bagi siswa sekolah.
Hal tersebut diluapkan ketika Tan Shot Yen mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum atau RDPU bersama Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025 lalu.
Pernyataan kerasnya terkait menu MBG pun belakangan mencuri perhatian publik.
Berikut sejumlah fakta mengenai sosok Tan Shot Yen
1. Pelit beri Resep
Disamping sebagai ahli gizi, Tan Shot Yen berprofesi sebagai dokter.
Sebagai dokter, Tan Shot Yen dikenal pelit dalam memberikan resep kepada pasien yang datang berobat kepadanya.
Perihal itu, ia beralasan hal tersebut untuk mendidik sekaligus mengubah cara berpikir pasiennya agar tak hanya fokus untuk sembuh tetapi juga sehat yang terpenting.
Sehat dengan cara apa? Yakni menghargai tubuh dengan mengatur asupan makanan yang masuk.
2. Kritik Kebiasaan Makan Gorengan
Dalam sebuah podcast bersama Nikita Willy, Tan Shot Yen cukup keras mengingatkan terkait kebiasaan mengonsumsi gorengan. Hal itu yang menjadi biang kerok rendahnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Perempuan kelahiran Beijing, Republik Rakyat Tiongkok tersebut menerangkan banyak dari masyarakat Indonesia lupa bahwa makanan tradisional peninggalan nenek moyang terdahulu telah memberi resep sehat yang tak bergantung pada minyak goreng.
Menurutnya makanan yang minim proses lebih dekat dengan bentuk aslinya dan lebih kaya nutrisi.
3. Punya Latar Belakang Filsafat
Walau dikenal sebagai pakar gizi dan dokter, siapa kira Tan Shot Yen punya latar belakang keilmuan filsafat.
Diketahui ia mengenyam pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara. Lulus tahun 1990.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikan profesi Kedokteran Negara di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setahun kemudian.
Pada 1992 ia memperdalam bidang kesehatan dengan mengambil program Instructional Physiotherapy di Perth, Australia serta program diploma bidang Penyakit Menular Seksualitas di Thailand pada 1996.
Sementara itu, kajiannya terkait masyarakat dalam aspek ilmu gizi muncul justru semenjak ia mendalami ilmu filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara pada 2009.
4. Semprot Ahli Gizi MBG
Dalam kesempatan mengikuti Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, dokter Tan sempat menyemprot terkait sebagian ahli gizi yang terlibat dalam produksi MBG.
Ia mengaku prihatin bahwa ditemukan fakta para ahli gizi yang terlibat dalam program MBG banyak yang masih berstatus fresh graduate atau baru lulus kuliah.
Para ahli gizi itu, kata dokter Tan banyak yang urung memahami sistem Hazard Analysis and Critical Control Point, sebuah metode ilmiah untuk memastikan keamanan pangan dengan mengendalikan titik kendali kritis di setiap tahapan produksi.
5. Kritik MBG Kebarat-baratan
Disamping SDM, dokter Tan juga menyentil perihal menu MBG yang justru tak ramah dengan lidah lokal, bahkan kelihatan kebarat-baratan.
Ia mengungkap yang terjadi di Lhoknga, Aceh hingga Papua yang dibagi yakni burger, di mana tepung terigu tak pernah tumbuh di bumi Indonesia. Selain itu masih ada spagheti hingga bakmi.
“Oh my God,” kata dokter Tan sebagaimana dilansir dari YouTube TV Parlemen.