SLEMAN, POPULI.ID – Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan Pasar Induk Godean tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga tumbuh sebagai pusat ekonomi baru yang mendorong daya saing pedagang lokal.
Setelah resmi kembali beroperasi, pasar modern tradisional terbesar di Sleman barat itu diharapkan menjadi ruang bagi pelaku usaha kecil menengah untuk berkembang melalui produk unggulan yang kompetitif.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, mengatakan pihaknya tengah menata ulang zonasi dan komoditas agar pasar dapat menjadi ekosistem perdagangan yang lebih tertib, nyaman, dan menarik bagi pengunjung.
“Pasar Godean tidak sekadar pusat transaksi, tapi kami siapkan menjadi simpul ekonomi masyarakat yang hidup 24 jam,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Mae menyebutkan, penataan dilakukan dengan memprioritaskan sebelas kelompok komoditas unggulan, mulai dari sayur-mayur segar hasil petani lokal, daging ayam, tahu-tempe buatan pengrajin, hingga aneka jajanan dan busana.
Menurutnya, keunggulan harga menjadi daya tarik utama Pasar Induk Godean karena sebagian besar produk didatangkan langsung dari produsen. “Harga sayur bisa lebih murah karena langsung dari petani, sementara tahu dan tempe juga berasal dari pengrajin. Ini memperpendek rantai distribusi,” jelasnya.
Selain sektor kebutuhan pokok, pemerintah juga menyiapkan area kuliner di lantai dua dan tiga yang diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan dan warga sekitar. “Dengan adanya pusat kuliner, pengunjung bisa berbelanja sambil menikmati suasana pasar yang bersih dan tertata,” katanya.
Mae menambahkan, kembalinya para pedagang dari lokasi relokasi Pasar Berjo turut memulihkan sirkulasi ekonomi yang sempat melemah. “Sekarang pedagang emas, kaos, dan beberapa sektor lain kembali bergabung. Aktivitas ekonomi mulai hidup lagi,” ucapnya.
Pemkab juga mengembangkan Pasar Hobbies, zona khusus bagi pelaku usaha penggilingan daging, kelapa, dan bumbu-bumbuan. Area ini dipisahkan dari bangunan utama untuk mengurangi kebisingan. “Ada 12 pedagang yang menempati area itu, konsepnya lebih fokus dan tidak mengganggu kenyamanan,” jelasnya.
Meski belum ada perhitungan pasti terkait perputaran uang, Mae menilai potensi ekonomi Pasar Induk Godean cukup besar mengingat lokasinya yang strategis dan menjadi perlintasan antarwilayah.
“Banyak pembeli dari Kulon Progo bagian timur dan Bantul bagian utara. Ini menjadi peluang memperluas pasar sekaligus memperkenalkan produk lokal Sleman,” katanya.
Disperindag berencana menggencarkan promosi pada November mendatang dan menjadikan libur Natal dan Tahun Baru sebagai momentum puncak keramaian.
Di sisi lain, Bupati Sleman Harda Kiswaya menegaskan bahwa beroperasinya kembali Pasar Induk Godean harus menjadi tonggak kebangkitan ekonomi rakyat.
Ia berharap kehadiran pasar yang baru direvitalisasi ini tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga menghidupkan kawasan Godean sebagai destinasi belanja dan wisata kuliner.
“Pasar ini bukan hanya tempat jual beli, tapi juga ruang interaksi sosial dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sleman barat,” ujar Harda.
Ia mendorong seluruh perangkat daerah dan pelaku usaha untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan kualitas pelayanan agar pasar benar-benar menjadi kebanggaan masyarakat Sleman.
(populi.id/Hadid Pangestu)



![ilustrasi pekerja informal. [vecteezy/Amien Rahmat Noprianto Yusuf]](https://populi.id/wp-content/uploads/2025/10/vecteezy_a-scavenger-pulls-his-cart-along-a-street-the-concept-of_47004770-120x86.jpeg)








