SLEMAN, POPULI.ID – Setelah puluhan tahun tak tersentuh peremajaan, Pasar Godean kini tampil dengan wajah baru. Pasar yang berdiri sejak era 1980-an itu telah selesai direvitalisasi dengan konsep pasar modern, namun tetap mempertahankan semangat tradisional dan budaya lokal.
Anggota Badan Anggaran sekaligus anggota Komisi C DPRD Sleman, Ismi Sutarti, mengatakan konsep baru Pasar Godean menggabungkan unsur modernitas dan kearifan lokal. Revitalisasi pasar ini diharapkan menjadi daya tarik baru, tidak hanya bagi warga sekitar, tetapi juga bagi generasi muda.
“Pasarnya sekarang konsep outdoor, jadi dari luar bisa langsung melihat aktivitas di dalam. Kalau malam hari, dengan penerangan yang maksimal, lantai tiga terlihat sangat indah,” ujar Ismi.
Pasar Godean kini dilengkapi area tempat duduk di sekeliling bangunan yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk bersantai. Bagian atap (rooftop) pasar juga disiapkan sebagai area tambahan bagi pedagang maupun pengunjung. Meski untuk sementara masih menunggu tahapan pengisian lantai satu dan dua yang sudah diundi bagi pedagang lama.
“Konsepnya kekinian untuk menarik anak muda supaya gemar belanja di pasar tradisional. Nantinya juga akan dibuka kesempatan bagi kaum muda untuk mendapatkan lapak,” tambahnya.
Meski berwajah modern, Ismi menegaskan identitas budaya pasar tetap dijaga. Aktivitas tawar-menawar yang menjadi roh pasar tradisional tidak akan dihapus meski sistem pembayaran digital seperti QRIS sudah diterapkan.
“Seni belanja di pasar itu ya di tawar menawarnya. Kami ingin itu tetap hidup. Tapi pedagang juga dibekali kemampuan berjualan online agar bisa menyesuaikan perkembangan zaman,” katanya.
Ia menambahkan, koordinasi lintas dinas juga terus dilakukan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman akan menangani kebersihan, sementara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bertanggung jawab membina pedagang.
“Kami percaya pada DLH dan Disperindag untuk menjaga pasar ini tetap bersih dan nyaman. Dengan kondisi sekarang, saya yakin Pasar Godean akan tetap semeriah dulu,” ujarnya.
Anggota Komisi C DPRD Sleman lainnya, Nila Rifianti, menegaskan bahwa pihaknya terus mengawasi proses revitalisasi agar tidak merugikan pedagang.
“Kami berharap para pedagang nyaman berdagang di pasar baru ini. Bangunannya bagus, bersih, dan bisa menarik pembeli. Itu yang utama,” ujarnya.
Selain mengawasi pembangunan fisik, Nila menyebut DPRD juga mendorong adanya kolaborasi antara Disperindag dan Dinas Kebudayaan untuk menambah daya tarik pengunjung.
“Pasar ini bisa menjadi ruang budaya. Misalnya, saat hari pasaran Pon pedagang mengenakan pakaian tradisional atau diadakan pertunjukan kesenian. Itu akan jadi nilai tambah,” kata Nila.
Menurutnya, pelatihan digital marketing juga penting agar pedagang dapat menyesuaikan diri dengan era penjualan daring.
“Disperindag akan memfasilitasi pelatihan berjualan online supaya promosi produk lebih mudah,” ujarnya.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Fauzan Ma’aruf, mengatakan infrastruktur pendukung pasar hampir seluruhnya rampung.
“Parkir bertingkat sudah siap dan jembatan penghubung dari area parkir ke pasar hampir selesai. Jadi pengunjung tidak perlu menyeberang jalan,” ungkapnya.
Selain jembatan, pasar baru ini juga dilengkapi lift untuk memudahkan akses, termasuk bagi penyandang disabilitas. Toilet bersih dan area publik yang lebih nyaman turut disiapkan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
“Konsepnya pasar tetap tradisional dari sisi transaksinya, tapi infrastrukturnya kami buat modern agar pengunjung betah,” ujar Fauzan.
Fasilitas parkir disebut sebagai aspek penting yang paling banyak dikeluhkan di pasar lama. Dengan desain baru, pengelola berharap aktivitas jual beli tidak lagi menimbulkan kemacetan di sekitar pasar.
“Harapan kami dengan dibangunnya Pasar Godean yang baru, tidak hanya pasar yang berkembang, tetapi juga kawasan sekitarnya bisa ikut tumbuh dan memantik pertumbuhan ekonomi lokal,” tandas Fauzan.












