YOGYAKARTA, POPULI.ID – Penyebab kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta (SMA Teladan) terungkap. Berdasarkan hasil uji laboratorium, makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (15/10/2025) lalu terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli). Kontaminasi bakteri inilah yang diduga menjadi pemicu utama munculnya gejala keracunan pada para siswa.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan hasil laboratorium menunjukkan keberadaan bakteri E. coli pada sampel buah dan sayur yang disajikan. Hal ini, kata Hasto, menunjukkan adanya kemungkinan proses pencucian menggunakan air yang sudah terkontaminasi.
“Kemarin kami temukan E. coli ada di buah, ada di sayur. Berarti memang saya mencurigai bahwa nyucinya buah, nyucinya sayur, itu pakai air yang terkontaminasi E. coli,” ujarnya di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (6/11/2025).
Ia menyatakan bahwa temuan ini menjadi bukti penting bagi pemerintah untuk memperketat pengawasan dan memastikan kelayakan dapur penyedia makanan program MBG sebelum beroperasi.
“Ya saya senang karena BGN (Badan Gizi Nasional) mempertegas bahwa Dinas Kesehatan, Balai Pemeriksaan, itu boleh tegas untuk melarang operasional SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) ketika belum layak,” katanya.
Hasto mengungkapkan bahwa BGN menyarankan agar penyedia makanan memastikan penggunaan air yang bebas E. coli. Baik melalui air galon maupun air PDAM yang sudah difilter.
“Kalau mau pakai air keran, harus dipasang filter agar E. coli-nya tersaring. Bisa juga menggunakan air perpipaan dari PDAM karena lebih aman dibanding air sumur,” jelasnya.
Ia menyebut Pemerintah Kota Yogyakarta saat ini menunggu hasil asesmen lapangan untuk menentukan apakah SPPG Wirobrajan dapat kembali beroperasi. Hal itu setelah memastikan seluruh proses dan sarana sudah memenuhi standar kesehatan.
“Ya kami tunggu nanti, biar dilakukan asesmen di lapangan,” ucapnya.
Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN, Letjen TNI (Purn) Dadang Hendra Yudha, mengatakan pihaknya menutup sementara operasional dapur SPPG Wirobrajan di Yogyakarta setelah hasil laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E. coli pada sampel makanan.
Dadang menyebut langkah penutupan dilakukan sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola dan proses bisnis program MBG.
“Jadi yang ada kejadian ya, ini langsung kami tutup. Kemudian kami lakukan evaluasi secara menyeluruh, tentang tata kelola, proses bisnis,” katanya.
Ia membenarkan bahwa hasil uji laboratorium menemukan bakteri E. coli yang berasal dari air yang digunakan dalam proses pengolahan makanan. Karena itu, BGN memberikan arahan agar seluruh dapur penyedia MBG menggunakan air galon khusus untuk keperluan makanan.
“Ini dari hasil yang ada ini kan ada E. coli ya, berarti kepada air. Nah, ini kami sudah sarankan ini kami beli galon khusus untuk makanan ya, sehingga tidak terjadi (keracunan) lagi. Kira-kira seperti itu,” ujarnya.
Dadang menambahkan, kejadian ini menjadi perhatian serius bagi BGN untuk memperbaiki sistem pengawasan, rantai pasok, serta memastikan bahan baku yang digunakan memiliki kualitas terbaik.
“Ini kesempatan kami untuk evaluasi secara menyeluruh tentang proses bisnis, tentang infrastruktur, dan sebagainya. Kejadian ini menjadi concern buat kami. Niat kami adalah memberikan makan bergizi, bukan makan kenyang,” tuturnya.












