YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan melalui penyelenggaraan berbagai event kreatif. Satu di antara langkahnya yakni lewat Jogja Game Festival 2025 yang diharapkan mampu menjadi magnet baru wisata berbasis komunitas dan hobi digital.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti, mengatakan festival tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan kunjungan wisata hingga mencapai 10 juta wisatawan pada akhir tahun.
“Event ini bukan hanya hiburan, tapi juga sarana pembinaan dan ruang ekspresi anak-anak serta komunitas game. Harapannya, bisa sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan perputaran ekonomi kreatif,” ujar Cesaria, Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, Jogja Game Festival akan menghadirkan berbagai kompetisi seperti E-sport, Board Game, Remote Control Competition, hingga pojok bermain. Dinas Pariwisata pun berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta agar pelaksanaan kompetisi tetap memperhatikan aspek pembinaan dan edukasi bagi anak-anak.
“Upayanya adalah bagaimana anak-anak ini bisa dibina, bukan sekadar dibiarkan bermain game. Kami pilihkan jenis game yang tidak mengganggu sisi emosional mereka, dan ada keseimbangan antara game digital dan board game,” jelas Cesaria.
Ia menambahkan, festival ini juga diharapkan mampu membantu pengembangan aspek sosial dan emosional anak. Sekaligus memberi dampak ekonomi langsung bagi pelaku pariwisata dan usaha kreatif di Kota Yogyakarta.
Dari sisi kinerja pariwisata, Yogyakarta masih mencatat pertumbuhan positif meski menghadapi sejumlah tantangan. Hingga Oktober 2025, jumlah kunjungan wisatawan telah mencapai 8,86 juta orang dari target sekitar 10 juta kunjungan.
“Kalau tahun 2024 kemarin jumlah wisatawan hampir 11 juta, dan sampai Oktober tahun ini sudah 8,8 juta. Kami tetap optimistis target bisa tercapai,” kata Cesaria.
Ia mengungkapkan, rata-rata belanja wisatawan mencapai Rp 2,4 juta per orang dengan lama tinggal sekitar 1,7 hari. Kondisi ini menunjukkan sektor pariwisata Yogyakarta masih tumbuh meskipun ada faktor eksternal seperti efisiensi anggaran dan situasi sosial pada beberapa bulan terakhir.
“Jogja tetap menjadi favorit untuk penyelenggaraan event. Setiap minggu ada event lari, lalu ini ada festival film nasional maupun ASEAN, hingga acara MICE. Nuansa kejogjaan masih kuat menarik wisatawan,” tutur Cesaria.
Meski begitu, ia menilai perlu ada upaya pemerataan kunjungan wisata agar tidak terpusat di area ring 1 saja. Dinas Pariwisata tengah mendorong distribusi wisatawan ke wilayah ring 2 dan ring 3 dengan memperbanyak event di kawasan pinggiran.
“Selain itu kan di Desember ini akan ada Hari Antikorupsi Sedunia yang akan diselenggarakan di Jogja, di Malioboro juga. Itu banyak membantu juga mengungkit wisatawan-wisatawan untuk ke Jogja,” ujarnya.











