CILACAP, POPULI.ID – Tim Search And Rescue (SAR) gabungan menemukan dua korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada hari keenam operasi pencarian.
Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Selasa petang, mengatakan operasi pencarian korban bencana tanah longsor dimulai pukul 05.30 WIB dan dihentikan pada 16.15 WIB karena hujan deras.
“Hari ini kami berhasil menemukan dan mengevakuasi dua korban, semuanya berada di Worksite B-2,” kata Muhammad Abdullah selaku Koordinator Misi SAR.
Ia mengatakan korban pertama atas nama Arumi Purnamasari (4) ditemukan pada pukul 15.03 WIB, kemudian ibunya Lili Safitri (39) pada pukul 16.12 WIB.
Keduanya ditemukan berdekatan pada kedalaman empat meter di lokasi yang sebelumnya juga ditemukan sepeda motor milik keluarga tersebut.
Ia pun menjelaskan sejumlah kendala dihadapi tim, terutama kedalaman timbunan tanah dan area pencarian yang semakin sempit.
Menurut dia, ekskavator tidak dapat masuk ke Worksite A1 karena kondisi tanah masih sangat lembut, sementara akses ke Worksite B-1 juga mengalami hambatan serupa.
“Meski begitu, kami tetap melakukan upaya maksimal. Penggalian manual, penggunaan drone, anjing pelacak, hingga alat alfon dikerahkan untuk mempercepat pencarian,” katanya.
Abdullah mengatakan operasi pencarian akan dilanjutkan pada hari Rabu (19/11/2025) dengan tetap mempertimbangkan faktor keselamatan tim di lapangan.
Bencana tanah longsor terjadi pada 13 November 2025 sekitar pukul 19.00 WIB menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.
Longsor tersebut merusak 12 rumah serta mengancam 16 rumah lainnya di area seluas sekitar 6,5 hektare. Material longsor menimbun permukiman dan menyebabkan penurunan tanah sedalam dua meter serta retakan sepanjang 25 meter.
Berdasarkan data sementara hingga hari keenam operasi pencarian, Selasa (18/11/2025), total korban terdampak longsor berjumlah 46 orang, terdiri atas 23 orang selamat, 18 meninggal dunia, dan lima orang lainnya masih dalam pencarian.
Pratikno Pastikan Negara Hadir
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan pemerintah pusat menegaskan komitmen percepatan penanganan bencana tanah longsor di Banjarnegara dan Cilacap, termasuk langkah penyelamatan, pemantauan retakan lahan, serta penyiapan hunian sementara bagi warga terdampak.
“Presiden RI memerintahkan jajarannya bersama BNPB untuk segera turun ke lokasi pascalongsor di Cilacap (Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang) dan Banjarnegara (Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum),” kata Menko PMK saat meninjau lokasi bencana tanah longsor di Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (18/11/2025).
Menurut dia, korban di Pandanarum awalnya diperkirakan 28 orang, satu orang ditemukan dalam keadaan selamat namun akhirnya meninggal dunia, dan satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sehingga masih ada 26 orang yang belum ditemukan.
Bahkan, kata dia, tanah masih retak sepanjang lebih dari 2 kilometer dan retakannya makin melebar.
Ia mengatakan, pengerahan alat berat dilakukan secara berhati-hati karena kondisi tanah labil, sementara sebagian unit dari Majenang (Cilacap) mulai digeser ke Banjarnegara.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga menghadirkan ahli geologi untuk memastikan aspek keamanan, termasuk risiko embung di bagian atas lokasi.
Pratikno menekankan pentingnya gotong royong lintas sektor untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, termasuk logistik, kesehatan, hingga pendampingan psikologis bagi warga terdampak.
Dalam hal ini, kehadiran pemerintah pusat secara langsung bertujuan untuk memangkas hambatan birokrasi dalam penyaluran bantuan.
“Kami hadir lengkap bersama Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk memastikan negara hadir. Prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga dan kesehatan para pengungsi, jangan sampai ada korban jiwa tambahan akibat bencana susulan,” kata Pratikno.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan perbedaan progres pencarian korban antara Majenang dan Banjarnegara terjadi karena karakteristik lokasi yang berbeda.
“Di Majenang setiap hari bisa ditemukan korban, dari 23 orang kini tersisa 7 orang, mudah-mudahan hari ini bisa ditemukan. Di sini hari kedua belum dimulai karena tanah masih bergerak sehingga area evakuasi sangat terbatas,” katanya.
Menurut dia, pencarian manual dengan pompa alkon akan dimulai ketika kondisi lebih aman.
Ia meminta informasi di lapangan diberitakan objektif agar tidak muncul anggapan bahwa kinerja tim SAR berbeda antara dua wilayah tersebut.
Suharyanto juga mengatakan BNPB menambah armada operasi modifikasi cuaca (OMC) karena curah hujan di wilayah selatan Jawa Tengah sangat tinggi.
“Upayanya maksimal, tapi kita manusia, kalau Tuhan beri hujan besar ya tidak bisa menolak. Mudah-mudahan mendukung pencarian 26 orang korban,” katanya.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana menyatakan pemerintah daerah telah menyiapkan lahan 2 hektare untuk pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga yang terdampak longsor.
“Kami sudah menyiapkan lahan bekerja sama dengan pemerintah desa agar pembangunan huntara dan huntap bisa segera dimulai,” kata Amalia.



![proses evakuasi serta pencarian korban longsor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang dilakukan tim Basarnas. [Dok merapi_uncover]](https://populi.id/wp-content/uploads/2025/11/bencana-longsor-di-Cilacap-120x86.png)


![Wakil Bupati Banjarnegara Wakhid Jumali. [Instagram/Wakhid Jumali]](https://populi.id/wp-content/uploads/2025/05/wakil-bupati-wakhid-jumali-120x86.png)





