POPULI.ID – Makhluk hidup mematuhi dorongan untuk bereproduksi. Namun, apakah mereka merasakan sesuatu yang mirip dengan apa yang manusia sebut dengan orgasme?
Baru-baru ini, penelitian tentang aktivitas fisiologis dan neurologis selama perilaku seksual sebagian besar primata dan hewan pengerat dilakukan oleh David Puts, seorang profesor antropologi dan psikologi di Penn State.
Menurutnya, seperti populi.id kutip dari Live Science, Senin (14/4/2025), banyak primata betina menunjukkan perilaku yang mirip dengan yang ditunjukkan selama orgasme pada wanita.
Perilaku tersebut termasuk reaksi mencengkeram, perubahan ketegangan tubuh dan ekspresi wajah. perubahan pola pernapasan, vokalisasi, dan kontraksi vagina, anus, otot panggul, dan rahim.
“Kita juga dapat mengamati perilaku dan pola aktivasi otak, yang tampak serupa pada mamalia jantan,” kata Puts.
Asal tahu saja, definisi orgasme telah berkembang dari waktu ke waktu untuk mencerminkan proses fisiologis sekaligus pengalaman karakteristik kenikmatan yang intens.
Sebuah makalah pada 2016, yang diterbitkan dalam jurnal Socioaffective Neuroscience & Psychology, mendefinisikan proses fisiologis sebagai “refleks tulang belakang yang menghasilkan kontraksi otot berirama di dasar panggul dan anus.”
Pada pria, respons itu biasanya memerlukan refleks uretrogenital yang bertepatan dengan emisi semen dan ejakulasi.
Sementara pada wanita, biasanya mengalami kontraksi rahim dan serviks.
Dengan pengamatan tersebut, sulit untuk menyimpulkan dengan pasti apakah hewan-hewan mengalami apa yang digambarkan manusia sebagai orgasme.
“Kita tidak akan pernah tahu apakah mereka merasakan atau menafsirkannya dengan cara yang persis sama,” timpal James Pfaus, seorang profesor ilmu saraf di Universitas Charles di Praha sekaligus Direktur Penelitian di Pusat Kesehatan Seksual dan Intervensi Institut Kesehatan Mental Nasional Ceko.
Namun, istilah “respons mirip orgasme” menepis ketidakpastian tentang bagaimana hewan lain mengalami apa yang tampak seperti klimaks seksual.
Pada akhirnya, meskipun kita tidak dapat menegaskan bahwa hewan lain mengalami orgasme, primata dan hewan pengerat memiliki sesuatu yang sangat mirip dengan orgasme.
“Semua mamalia mungkin memiliki respons mirip orgasme,” tambah Pfaus.
Ia malanjutkan, pemahaman manusia tentang anatomi lintas spesies menginformasikan keyakinan terhadap hal tersebut.
Ketika klitoris dan penis bervariasi dalam struktur di antara mamalia, distribusi saraf di seluruh fitur anatomi “hampir sama” di semua mamalia dan di seluruh jenis kelamin.
Seiring dengan evolusi mamalia, mekanisme hormonal dan neurokimia yang terlibat dalam seks sebagian besar telah dilestarikan.
“Karena penelitian tentang orgasme lebih condong kepada mamalia,ilmuwan lain berkesempatan untuk menyelidiki respons fisiologis dan neurologis saat berhubungan seks pada reptil, amfibi, burung, dan nonmamalia,” tegas Pfaus.
“Mengapa orgasme ada? Akan memakan waktu berhari-hari untuk kita bahas,” kata Pfaus.
Namun, secara sederhana, ia menyebut, orgasme melayani dua tujuan: reproduksi dan penghargaan.