POPULI.ID – Istilah politik gentong babi mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, konsep ini telah lama menjadi bagian dari dinamika dunia politik, tak terkecuali di Indonesia.
Lantas, apa itu pengertian politik gentong babi hingga bagaimana sejarah dari politik gentong babi sehingga muncul?
Pengertian Politik Gentong Babi
Politik gentong babi atau dalam bahasa Inggris disebut pork barrel politics atau pork barreling, merujuk pada praktik seorang politikus yang menggunakan dana publik untuk tujuan politik tertentu.
Dikutip dari jurnal Politik Pork Barrel di Indonesia (2011), politik gentong babi merupakan usaha petahana atau incumbent untuk menggelontorkan dan mengalokasikan dana dengan tujuan tertentu.
Tujuan utama dari praktik politik gentong babi adalah untuk mendapatkan atau mempertahankan dukungan politik dari para pemilih di wilayah tersebut.
Sejarah Politik Gentong Babi
Istilah gentong babi sendiri berasal dari praktik di masa lalu, terutama di Amerika Serikat pada sekitar abad ke-19, di mana tong-tong berisi daging babi asin diberikan kepada budak sebagai bentuk tunjangan.
Para politikus kemudian mengadopsi metafora ini untuk menggambarkan bagaimana mereka membagikan proyek-proyek pemerintah yang menguntungkan kepada daerah pemilihan mereka, seolah-olah sedang membagikan daging dari sebuah gentong besar.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan politik gentong babi di antaranya adalah sistem pemilihan berdasarkan distrik geografis, desentralisasi kekuasaan, dan budaya patronase.
Seiring berjalannya waktu, kritik terhadap politik gentong babi semakin menguat. Banyak yang berpendapat bahwa praktik ini mengarah pada inefisiensi alokasi anggaran, proyek-proyek yang tidak prioritas, dan bahkan korupsi.
Namun, di sisi lain, beberapa pihak berargumen bahwa politik gentong babi juga dapat menjadi cara untuk memastikan bahwa daerah-daerah terpencil atau yang kurang terwakili mendapatkan perhatian dan sumber daya yang mereka butuhkan.
Penulis: Yunita Ajeng Raharjo