YOGYAKARTA, POPULI.ID – Wisma Hartono merupakan gedung legendaris di Jalan Jenderal Sudirman 59, Terban, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menjadi saksi bisu berbagai aktivitas, mulai dari perbankan, pusat perbelanjaan, hingga tempat nongkrong, gedung ini resmi menghentikan operasionalnya pada awal Mei 2025.
Dari Perbankan hingga Pusat Nongkrong
Pada mulanya, Wisma Hartono digunakan sebagai kantor operasional perbankan, yakni milik Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI). Namun, seiring waktu dan perubahan situasi ekonomi pasca krisis moneter, gedung tersebut mengalami transformasi.
Gedung Wisma Hartono menjadi pusat perbelanjaan elektronik, tempat makan cepat saji, hingga menjadi lokasi berbagai usaha kecil dan menengah.
Lalu kehadiran restoran cepat saji KFC di lantai dasar menjadi magnet utama bagi para pengunjung. Banyak warga, khususnya generasi muda dan mahasiswa, menjadikan tempat ini sebagai lokasi bersantai atau berkumpul bersama teman-teman.
Di masa lalu, bahkan ada warnet dan game center di bagian bawah gedung yang ramai dikunjungi pemain game online seperti Counter Strike.
Pengosongan dan Proses Penutupan Wisma Hartono
Pengumuman penutupan Wisma Hartono sudah disampaikan sejak lama, dan para penyewa pun mulai bersiap untuk meninggalkan gedung tersebut.
Proses pemindahan tenant-tenant di dalam Wisma Hartono dilakukan secara bertahap dan diperkirakan rampung akhir Mei 2025. Banyak pekerja yang sudah lama mengabdi di sana merasa berat untuk berpisah. Salah satu staf lama menyebut bahwa tempat ini sudah seperti rumah kedua baginya.
Meskipun belum diumumkan secara resmi akan digunakan untuk apa ke depannya, sejumlah pihak menyebutkan bahwa gedung tersebut kemungkinan akan dijual. Hingga kini, belum ada informasi konkret mengenai calon pembeli atau rencana pembangunan ulang di lokasi tersebut.
Penutupan ini bukan sekadar akhir dari fungsi sebuah bangunan, tapi juga penutup lembaran nostalgia bagi banyak warga. Bagi generasi 90-an, Wisma Hartono adalah tempat penuh kenangan, mulai dari hangout sepulang sekolah hingga jadi titik kumpul saat demam Pokemon Go melanda.
Beberapa warga bahkan menyempatkan diri datang di hari-hari terakhir operasional untuk sekadar mengenang suasana yang dulu akrab. Ada yang membawa keluarga, ada pula yang datang sendiri untuk menikmati makanan terakhir di tempat yang dulu begitu rutin mereka kunjungi.
Penulis: Rahmadita Widyasari