SLEMAN, POPULI.ID – Insiden ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat menyisakan kenangan tersendiri bagi keluarga Kolonel Cpl Antonius Hermawan.
Diketahui Kolonel Cpl Antonius merupakan satu diantara empat anggota TNI yang gugur dalam insiden ledakan amunisi di Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut.
Saat ditemui di rumah duka, keluarga mengenang sosok Antonius sebetulnya tidak pernah memiliki cita-cita menjadi tentara.
Orang tuanya menyebut, Antonius sejak awal justru ingin melanjutkan pendidikan tinggi.
“Tidak ada keinginan menjadi tentara, inginnya kuliah,” ujar sang ayah, Johanes Sugiarto, saat ditemui di rumah duka di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (13/5/2025).
Sebelum akhirnya memilih karier militer, Antonius pernah diterima melalui program beasiswa di Universitas Indonesia, jurusan Kedokteran Umum.
“Saya khawatir tidak mampu membiayai. Akhirnya dia memilih mendaftar sebagai prajurit pada 1994,” tutur Johanes.
Ia sempat mengingatkan sang anak agar tidak terlalu berharap karena tidak memiliki koneksi maupun kenalan di militer.
“Kami hanya punya modal doa dan pendekatan,” tambahnya.
Keputusan itu kemudian mengubah seluruh arah hidup Antonius. Setelah lolos seleksi, ia menjalani pendidikan militer dan dinyatakan lulus pada 1997. Sejak itu, karier militernya terus menanjak hingga mencapai pangkat kolonel.
Anak Pintar yang Tak Pernah Menyerah
Lahir di Yogyakarta pada 7 Januari 1975, Antonius tumbuh dalam keluarga sederhana.
Masa kecilnya banyak dihabiskan di Papua, mengikuti sang ayah yang merantau karena pekerjaan.
Ia menyelesaikan pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di tanah timur Indonesia itu.
“Anton itu anak yang pintar,” ujar Johanes singkat, menahan haru.
Setelah menyelesaikan pendidikan militer, Antonius juga sempat menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya.
Kabar Duka di Hari Ulang Tahun
Kabar gugurnya Kolonel Antonius pertama kali diterima keluarga melalui telepon dari sang istri.
Saat itu, istrinya tengah berulang tahun.
Sang ibu, Bernadeta Rusminiwati, mengira telepon tersebut berisi ucapan selamat ulang tahun yang terlambat. Namun kenyataannya jauh berbeda.
“Saya pikir mau mengucapkan ulang tahun yang terlambat. Ternyata malah mengabarkan Anton kecelakaan,” tutur Bernadeta dengan suara bergetar.
Tangis pun pecah di rumah keluarga. Sang ibu mengaku terpukul dan tidak menyangka anaknya akan pergi dengan yang tak terduga.
“Saya sebagai ibu, shock sekali,” ujarnya.
Dimakamkan di Sleman, Dekat Leluhur
Adapun jenazah Kolonel Antonius dimakamkan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut sang ayah, pemilihan lokasi pemakaman tersebut karena di situlah makam keluarga besar berada.
Tak hanya itu, sebagai orang tua ia tak ingin merasa menjauh dari sang anak disaat terakhir.
Harapan Terakhir Orang Tua
Insiden nahas yang menimpa sang putra membuat duka mendalam masih menyelimuti keluarga.
Meski berat menerima kenyataan, orang tua Antonius berusaha ikhlas dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
“Setelah ini, apapun yang terjadi kami serahkan kepada Yang di Atas,” ujar Johanes dengan tenang.
Mereka juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian terhadap keluarga yang ditinggalkan, terutama anak-anak dan istri almarhum.