YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta menjalin kerja sama dengan 47 perguruan tinggi di wilayah DIY untuk mengembangkan kampung tematik.
Kerja sama ini merupakan bagian dari program One Village, One Sister University, One Sister Corporate, serta penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penandatanganan kerja sama berlangsung pada Rabu (21/5/2025) di Hotel Tara, Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa tema utama yang akan dikembangkan di 169 kampung bersama 47 kampus tersebut adalah kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah.
“Ini menjadi tema wajib. Bagaimana setiap kampung, dengan pendampingan dari kampus, bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan memiliki sistem penanganan sampah yang baik. Selanjutnya, tema tambahan akan disesuaikan dengan potensi masing-masing kampung,” ujarnya.
Hasto menambahkan, potensi yang dimiliki tiap kampung juga perlu disesuaikan dengan kapasitas dan keahlian kampus pendamping agar pengembangannya selaras dengan sumber daya yang tersedia.
“Misalnya, jika dari Institut Seni Indonesia (ISI), tentu pendampingan akan mengarah pada pengembangan kampung kreatif atau kampung budaya. Untuk aspek lingkungan, bisa juga dengan pendekatan artistik yang khas,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan rencana pengembangan kampung batik di Kota Yogyakarta sebagai upaya memperkuat ekonomi lokal melalui kreativitas masyarakat.
“Nanti akan ada kampung batik. Harapannya bisa produktif menghasilkan batik. Saya jamin laku, karena dalam 100 hari kerja ini kami meluncurkan Batik Segoro Amarto yang akan diwajibkan digunakan oleh pelajar dan ASN. Dalam setahun, kebutuhan bisa mencapai 50 hingga 60 ribu potong batik,” imbuhnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ova Emilia, menyambut baik kolaborasi ini.
Ia menilai model kerja sama seperti ini memberikan ruang bagi perguruan tinggi untuk menjalankan pengabdian kepada masyarakat secara kolektif dan lebih terarah.
“Bentuk kerja sama ini mempertemukan kami dalam satu area untuk melakukan pengabdian sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Harapannya, output dan dampaknya bisa lebih nyata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ova menambahkan, bentuk kegiatan yang dilakukan akan beragam, mulai dari literasi hingga pelatihan teknis, disesuaikan dengan potensi kampung binaan. Pendampingan pun akan dilakukan secara berkelanjutan.
“Ini menjadi momen penting, di mana kami dari perguruan tinggi memiliki arah yang sama untuk membangun Kota Yogyakarta. Sekaligus memperkuat jejaring antar kampus agar saling mendukung dan memperkuat satu sama lain,” pungkasnya.