YOGYAKARTA, POPULI.ID – Yogyakarta terus mencari jalan keluar dari persoalan sampah yang semakin mendesak.
Bukan hanya soal program teknis, kota budaya ini mengedepankan pendekatan edukatif berbasis karakter lewat inisiatif “Mas Jos” atau Masyarakat Jogja Olah Sampah.
Program ini digerakkan secara kolaboratif, merangkul berbagai unsur masyarakat: mulai dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Forum Bank Sampah, pemerintah kota, hingga konten kreator lokal.
Tujuannya bukan semata mengelola sampah, tetapi membangun kesadaran dan budaya baru di tengah masyarakat.
“Fokus kita bukan di hilir, tapi di hulu pada pembentukan perilaku. Tantangan Yogyakarta hari ini adalah membangun budaya lingkungan sejak dari rumah,” ujar Maulana Sriyana, Direktur Secerah Harapan Indonesia (SHIND), dalam wawancara pada Selasa (29/7/2025).
Sebagai lembaga yang telah berkecimpung dalam edukasi lingkungan sejak 2008, SHIND mengedepankan komunikasi yang menyentuh akar rumput.
Edukasi pun tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah Adiwiyata, tapi kini diperluas hingga ke tingkat RT, melalui sinergi dengan PKK dan komunitas warga.
“Penting untuk menyampaikan pesan secara bijak dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, ajakan menghabiskan makanan agar tak jadi sampah,” tambah Maulana.
SHIND menegaskan bahwa mereka tak mengurusi teknis pengelolaan sampah seperti volume dan logistik.
“Peran kami adalah murni edukatif. Yang kami dorong adalah perubahan perilaku, bukan angka,” katanya.
Program Mas Jos telah menjalani uji coba di Kemantren Pakualaman, dan hasilnya cukup mencolok.
Menurut Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, volume sampah harian yang biasanya mencapai 8,5 ton turun drastis menjadi sekitar 2,5–3 ton.
“Ini bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari rumah tangga. Keberhasilan di Pakualaman akan kami tiru di 14 kemantren lainnya,” ujarnya.
Mas Jos bukan sekadar program daur ulang, melainkan gerakan kultural.
Lewat kolaborasi lintas sektor dan pendekatan komunikatif, Yogyakarta tengah menapaki jalannya sebagai Kota Modern yang peduli lingkungan, dimulai dari dapur dan ruang tamu warganya sendiri.
(populi.id/Hadid Pangestu)