YOGYAKARTA, POPULI.ID– Ribuan masyarakat memadati kawasan Masjid Gedhe Kauman untuk menyaksikan puncak Hajad Dalem Gerebeg Maulud Tahun Dal 1959, Jumat (5/9/2025).
Perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini istimewa karena menghadirkan sejumlah prosesi langka yang hanya digelar delapan tahun sekali.
Dalam rangkaian tahun ini, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar prosesi Pareden Gunungan Brama, pembacaan Riwayat Nabi Muhammad SAW, hingga Jejak Banon di sisi selatan Masjid Gedhe.
Prosesi tersebut menambah semarak perayaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah gunungan dikeluarkan pada kesempatan kali ini, di antaranya Gunungan Kakung, Estri, Gepak, Dharat, Pawuhan, serta Gunungan Brama.
Gunungan-gunungan tersebut kemudian menjadi pusat perhatian warga yang berebut berkah usai prosesi.
Weja Sugavin, seorang mahasiswa seni yang turut hadir, mengaku rela datang sejak pagi demi menyaksikan langsung tradisi langka ini.
“Saya tertarik karena latar belakang saya seni, sehingga kegiatan kebudayaan seperti ini menarik untuk diikuti. Terutama ini bertepatan dengan tahun dal, delapan tahun sekali, ada beberapa prosesi yang tidak ada di Grebeg sebelumnya,” ujarnya.
Meski demikian, Weja berharap panitia lebih memperhatikan fasilitas pendukung, terutama pengaturan parkir bagi pengunjung.
Pesona Gerebeg Maulud juga memikat wisatawan mancanegara. Mirco, turis asal Italia, menyebut prosesi tersebut sangat eksotis dan unik.
“Saya tidak tahu banyak tentang festival ini. Tapi saya tahu ini tentang sesuatu yang menyangkut umat Islam dan datang dari keraton ke masjid. Saya belum pernah melihat festival seperti itu,” ungkapnya.
Gerebeg Maulud Tahun Dal menjadi bukti bagaimana tradisi Keraton Yogyakarta tetap hidup dan terus menarik perhatian, baik masyarakat lokal maupun wisatawan dunia.