• Tentang Kami
Friday, November 14, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home Cendekia

Pakar Gizi UMY Bongkar Penyebab Keracunan Massal Usai Konsumsi MBG

Dalam kurun beberapa waktu terakhir kasus keracunan MBG terus bermunculan. Terbaru kasus keracunan massal diduga karena MBG terjadi di Kabupaten Bandung

byGalih Priatmojo
September 25, 2025
in Cendekia, headline
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi keracunan MBG

Ilustrasi keracunan MBG. [Dok. TRC BPBD DIY]

0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

BANTUL, POPULI.ID – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tercatat mencapai 6.452 orang. Padahal, program MBG dirancang untuk meningkatkan gizi anak sekolah sekaligus memperkuat kualitas pendidikan. Alih-alih membawa manfaat, ribuan korban keracunan ini menjadi alarm keras adanya persoalan serius dalam tata kelola pangan, distribusi, hingga pengawasan.

Menurut pakar gizi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dr. Merita Arini MBG pada dasarnya merupakan program baik yang patut dilanjutkan. Namun, kasus keracunan ini memperlihatkan bahwa banyak aspek yang belum siap dan harus segera dibenahi.

BERITA MENARIK LAINNYA

Pakar Ekonomi Sebut Upaya Redenominasi Langkah Strategis, Tapi dengan Catatan

Baru 14 SPPG di Kota Yogyakarta Ikuti Pelatihan Keamanan Pangan, Pemkot Wajibkan Dapur MBG Miliki SLHS

“Tujuan MBG ini sangat bagus. Banyak penelitian membuktikan bahwa program makan siang di sekolah berdampak positif, mulai dari kontrol nutrisi, kebersihan, hingga peningkatan kehadiran dan prestasi siswa. Tetapi ketika muncul kasus keracunan hingga ribuan orang, ini jelas menimbulkan keprihatinan. Artinya ada hal besar yang perlu kita evaluasi, baik dalam pengawasan, distribusi makanan, maupun keterlibatan masyarakat,” ungkap dr. Merita dikutip dari laman UMY, Kamis (25/9/2025).

Ia menjelaskan, penyebab utama keracunan massal biasanya bukan karena makanan sengaja diracuni, melainkan akibat kontaminasi. Kontaminasi bisa berasal dari bakteri, virus, jamur, atau parasit yang menempel pada makanan, peralatan, maupun wadah distribusi. Selain itu, bahan pangan yang tidak segar, terutama produk hewani seperti ikan atau kerang, lebih berisiko menghasilkan zat beracun yang memicu keracunan.

“Yang paling sering penyebabnya itu kontaminan. Bisa dari mikroba atau toksin alami pada makanan yang tidak fresh. Produk hewani yang terlalu lama disimpan bisa mengandung histamin dalam kadar tinggi, dan tubuh tidak bisa mentoleransi itu. Karena itu, rantai pengadaan harus benar-benar ketat. Mulai dari bahan pangan segar, proses pengolahan higienis, alat yang steril, hingga jalur distribusi yang jangan terlalu panjang. Kalau distribusinya lama, risiko kontaminasi makin tinggi,” jelasnya.

Dalam hal penanganan, dr. Merita menekankan pentingnya masyarakat segera membawa pasien dengan gejala keracunan ke fasilitas kesehatan. Gejala bisa bervariasi, mulai dari ringan seperti mual, hingga berat seperti muntah hebat, diare, sesak napas, bahkan kejang.

“Kalau gejalanya ringan, tetap harus segera diperiksa. Tapi kalau sudah muncul tanda bahaya seperti muntah atau diare berat, sesak napas, atau kejang, pasien harus segera dibawa ke IGD. Selain itu, kasus harus dilaporkan ke puskesmas setempat agar ada investigasi dan pencegahan lebih lanjut,” paparnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa pengawasan MBG tidak bisa hanya mengandalkan dapur produksi. Ada pilar lain yang harus diperkuat, yakni perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta edukasi bagi semua pihak, baik penerima makanan maupun pengelola. Guru, siswa, hingga petugas dapur harus terbiasa menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum makan, dan memastikan peralatan tetap steril.

“Program MBG hanya akan berhasil kalau semua pilar dijalankan. Bukan sekadar penyediaan makanan, tapi juga PHBS dan edukasi. SOP dapur harus dijalankan ketat. Begitu juga bahan baku harus fresh dan benar-benar dikontrol oleh pengawas yang berkompeten. Kalau itu dijalankan, risiko keracunan bisa ditekan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan publik dalam memantau, melaporkan, dan mengevaluasi jalannya program MBG.

“Selama ini masyarakat cenderung dibatasi, tidak boleh foto atau lapor. Padahal peran masyarakat sangat penting. Jangan sampai program ini hanya _top-down_, tetapi harus partisipatif supaya semua merasa ini program bersama,” tegas dr. Merita.

Tags: keracunan massalkontaminanMakan Bergizi GratisMBGMerita AriniPakar GiziUMY

Related Posts

ilustrasi uang Rupiah yang diwacanakan bakal dilakukan redenominasi

Pakar Ekonomi Sebut Upaya Redenominasi Langkah Strategis, Tapi dengan Catatan

November 13, 2025
Ilustrasi makan bergizi gratis atau MBG

Baru 14 SPPG di Kota Yogyakarta Ikuti Pelatihan Keamanan Pangan, Pemkot Wajibkan Dapur MBG Miliki SLHS

November 11, 2025
Ilustrasi gangguan mental

Cap Narsistik Serampangan di Medsos, Akademisi UMY Ingatkan Bisa Timbulkan Gangguan Mental

November 8, 2025
Ilustrasi hujan

Waspadai Kandungan Mikroplastik dari Air Hujan, Bisa Picu Risiko Kanker Kulit

November 8, 2025
Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN, Letjen TNI (Purn) Dadang Hendra Yudha.

BGN Minta Dinas Kesehatan Tak Sembarangan Terbitkan SLHS Bagi SPPG

November 6, 2025
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti

Pemda DIY Sebut Baru Ada 3 SPPG yang Kantongi Sertifikat Laik Higienis

November 3, 2025
Next Post
Pakar Gizi Tan Shot Yen yang mencuri perhatian usai memberi kritik pedas terhadap menu MBG

5 Fakta Pakar Gizi Tan Shot Yen yang Kritik Pedas Soal Menu MBG

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
ilustrasi : Sekolah Dasar

10 SD Favorit di Bantul dengan Akreditasi A, Layak Jadi Pilihan!

June 12, 2025
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asyik berjoget usai sidang tahunan MPR RI (tangkapan layer : YT/TVParlemen)

Joget di Atas Luka Rakyat, Tarian di Tengah Kubangan Derita Bangsa

August 18, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.