JATENG, POPULI.ID – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen mengikuti kegiatan bersih-bersih bersama atau biasa disebut “ro’an” di pondok pesantren menjelang peringatan Hari Santri 2025.
Kegiatan “ro’an” itu dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Desa Jambearum, Patebon, Kabupaten Kendal, Jateng, Jumat.
Dia menjelaskan “ro’an” yang dilakukan oleh para santri bagian dari mencari berkah, melalui kerja bakti atau gotong royong.
“‘Ro’an’ adalah pendidikan yang bukan hanya berisi ilmu tetapi juga akhlaqul-karimah dan etika, bukan pemaksaan sebagaimana zaman feodal, tetapi bagian dari pembelajaran setiap santri. Termasuk saya dan kakak saya juga melakukan itu,” katanya.
Sosok yang akrab disapa Gus Yasin ini, menjelaskan “ro’an” berasal dari bahasa Arab “tabarrukan” yang berarti mengharapkan berkah, yang kemudian disingkat menjadi “rukan”, lalu menjadi “ro’an”.
Bagi santri, kata dia, “ro’an” kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan pesantren dengan bergotong royong.
Ia menjelaskan “ro’an” merupakan pembelajaran moral yang dilakukan oleh kiai, dan dilakukan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Tanah Arab, seperti Mesir dan Arab Saudi.
Dia mencontohkan, saat belajar di Suriah, setiap hari dirinya melakukan “ro’an” dengan mencuci 300 tempat makan santri setiap hari sehingga selama 3-4 jam harus berkutat dengan piring besi yang lebih berat dari piring lazimnya.
Oleh karena itu, melalui peringatan Hari Santri Nasional, ia mengajak para santri untuk mengingat sejarah resolusi jihad, dengan membangun bangsa dan merawat negara.
Melalui “ro’an”, ia mengajak santri untuk merefleksikan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengajak kepada bupati dan wali kota di Jateng untuk memberikan dukungan kepada pondok pesantren dengan memfasilitasi bebas retribusi untuk PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) dan SLF (Sertifikat Laik Fungsi).
Keduanya adalah izin penting yang harus dimiliki untuk memastikan sebuah bangunan legal dan aman.
“Saya mengajak kepada kepala daerah untuk mendukung kelayakan pendirian bangunan pesantren. Apresiasi kepada Kabupaten Kudus yang sudah membebaskan biaya PBG dan SLF untuk pembangunan pondok pesantren,” katanya.
Kegiatan itu juga dihadiri Bupati Kendal Diah Kartika Permanasari, Wakil Bupati Benny Karnadi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah Saiful Mujab, pimpinan pondok pesantren KH Abdul Rahim serta forkopimda.
Hadir juga perwakilan pondok pesantren berasal dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang mengikuti acara tersebut melalui daring.