GAZA, POPULI.ID – Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah orang yang tewas di Jalur Gaza sejak gencatan senjata antara Israel dan gerakan Palestina Hamas mulai berlaku telah mencapai 93 orang, dengan lebih dari 330 lainnya terluka.
“Dalam 48 jam terakhir, rumah sakit-rumah sakit di Gaza telah menerima delapan jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, serta 13 orang yang terluka … Secara total, 93 orang tewas dan 337 terluka sejak gencatan senjata dimulai pada 11 Oktober,” kata kementerian tersebut pada Senin (27/10).
Pada 13 Oktober, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi mengenai gencatan senjata di Gaza.
Hamas kemudian membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup dan telah ditahan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza dan 250 narapidana Palestina yang menjalani hukuman penjara yang panjang.
PBB Tak Ikut dalam Perundingan Stabilisasi Jalur Gaza
PBB tidak ikut serta dalam perundingan tentang stabilisasi Jalur Gaza, dan mengusulkan untuk menunggu Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi tentang masalah itu.
“Negosiasi seputar pasukan stabilisasi saat ini belum melibatkan PBB,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam pengarahan PBB, Senin.
“Saya kira kita sama-sama tahu bahwa kemungkinan besar akan ada resolusi di Dewan Keamanan,” tambahnya.
Pada Minggu, Pimpinan otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menentukan pasukan internasional mana yang dapat diterima untuk menstabilkan Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata apa pun.
Netanyahu juga menekankan hak veto terhadap peserta yang “tidak dapat diterima.”
Netanyahu selanjutnya menegaskan bahwa hanya Israel yang mengendalikan kebijakan keamanannya dan akan memutuskan komposisi pasukan asing yang terlibat, dan menolak perintah eksternal mengenai masalah tersebut.










