YOGYAKARTA, POPULI.ID – Sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta kembali mengalami penumpukan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini memicu bau tidak sedap di berbagai titik, terutama ketika hujan turun.
Peningkatan aktivitas warga serta bertambahnya volume sampah rumah tangga menjelang libur akhir tahun dan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) disinyalir menjadi pemicu utamanya.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah berkoordinasi dengan DLHK DIY untuk memastikan kapasitas TPST Piyungan tetap mampu menerima kiriman sampah dari Kota Yogyakarta. Menurutnya, Pemkot bersiap menghadapi kenaikan timbulan sampah saat musim liburan.
“Kami kan tidak bisa membatasi berapa banyak wisatawan yang datang. Namun kami akan melakukan sosialisasi dan imbauan. Insyaallah kami siap mengantisipasi lonjakan itu,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).
Haryoko menuturkan, Kota Yogyakarta masih memanfaatkan TPST Piyungan meski dengan jatah pembuangan yang terbatas. Saat ini, Pemkot mengajukan kuota pengiriman sekitar 300 ton sampah per pekan ke TPST Piyungan.
“DLHK DIY masih membantu, sehingga kami masih bisa menggunakan TPST Piyungan,” katanya.
Ia menambahkan, Kota Yogyakarta tidak sepenuhnya bergantung pada TPST Piyungan. Penguatan unit-unit pengolahan sampah di tingkat kota terus dioptimalkan untuk menekan volume yang harus diangkut ke Piyungan.
DLH Kota Yogyakarta mencatat potensi timbulan sampah harian mencapai 332,48 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 18,95 persen atau 63 ton per hari dapat dikurangi. Sementara kemampuan penanganan mencapai 65,11 persen atau 216,49 ton per hari. Masih ada sisa sekitar 52,98 ton sampah per hari yang belum tertangani.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memastikan langkah antisipasi menghadapi lonjakan sampah pada masa libur Nataru telah disiapkan. Ia mengungkapkan bahwa Pemkot Yogyakarta telah bersurat kepada Pemerintah Provinsi DIY untuk meminta tambahan kuota pembuangan sampah ke TPST Piyungan.
“Antisipasi untuk Nataru, saya sudah bersurat kepada provinsi untuk meminta kuota. Kemarin kami diberi kuota 1.000 sampai 1.500 ton. Mulai sekarang ini saya sudah memanfaatkan kuota itu lagi supaya nanti pas Nataru itu suasananya longgar,” ucap Hasto.
Menurutnya, Pemkot mulai memanfaatkan kuota tersebut sejak awal November agar kondisi penanganan sampah menjelang Nataru tetap longgar dan tidak terjadi penumpukan.
“Mulai sekarang sampai Desember, kami akan memanfaatkan kuota sekitar 1.500 ton. Memang ini masa transisi yang kritis, saya harus kerja keras,” tuturnya.












