DIY, POPULI.ID – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatatkan skor tertinggi secara nasional dalam indeks keamanan siber dan keamanan informasi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Nugroho Sulistyo Budi setelah bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan.
“DIY memiliki prestasi yang sangat baik. Dari segi keamanan sibernya indeksnya termasuk skor tertinggi, keamanan informasi skornya tertinggi. Kematangan keamanan sibernya juga termasuk salah satu yang tinggi,” ujar Nugroho, Senin (30/6/2025).
Secara kelembagaan, lanjut Nugroho, Pemda DIY telah mendukung penguatan keamanan digital dengan membentuk Forum Komunikasi Persandian yang menjadi salah satu forum paling aktif secara nasional.
“Saya berharap besar, apa yang sudah dilaksanakan oleh Pemda DIY dapat menginspirasi pemda yang lain,” ujar dia.
Nugroho mengatakan tantangan keamanan siber ke depan makin besar seiring perkembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik terintegrasi yang menjadi lebih rentan terhadap ancaman.
“Kalau semua sistem sudah terintegrasi, satu kena, yang lain akan kena ikutannya. Jadi kalau kita tidak hati-hati, itu akan menjadikan masalah,” kata dia.
Nugroho mengakui kerentanan sering kali justru berada di wilayah pinggiran atau daerah, seperti yang terbukti pada insiden sebelumnya terhadap Pusat Data Nasional di Surabaya, Jawa Timur.
“Itu sumber ancamannya kan masuknya dari Muara Enim, dari daerah, penetrasi masuk ke situ. Jadi pekerjaan ini memang membutuhkan komitmen dan kerja keras bersama dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar dia.
Karena itu, menurut Nugroho, penguatan keamanan siber tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab BSSN, melainkan memerlukan keterlibatan aktif dari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan keinginannya untuk memperpanjang MoU antara Pemda DIY dengan BSSN terkait pengembangan keamanan siber di DIY.
“Soal keamanan siber, kita kan sudah ada MoU dengan BSSN sebelumnya, tapi mungkin (kesepakatannya) sudah lima tahun yang lalu. Jadi saya minta tadi untuk diperpanjang karena BSSN ini sekarang juga sudah punya lembaga pendidikan berupa Politeknik. Jadi kalau tidak tersosialisasikan tentu tidak akan banyak yang tahu,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan mengatakan, pada perpanjangan MoU pengembangan keamanan siber di DIY, Pemda DIY juga berkeinginan diizinkan melakukan pengembangan keamanan dengan pendekatan budaya. Pada MoU tersebut Pemda DIY juga dapat diberi kewenangan untuk menyosialisasikan keberadaan Politeknik SIber dan Sandi Negara, serta program-program BSSN di daerah.
“Kami tentu harus pula mengenal terkait pengembangan keamanan siber. Dengan begitu kami memiliki kemampuan untuk melakukan antisipasi maupun penanganan ancaman siber di daerah kami,” imbuh Sri Sultan.