YOGYAKARTA, POPULI.ID – Seorang penjual rokok di bekas lokasi Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) mengaku kesulitan makan karena rendahnya pemasukan.
Saat ditemui, Tarno tengah duduk di sekitar kawasan tersebut, sembari menatap lokasi TKP ABA yang telah di bongkar.
Susan Ramai waktu tempat itu menjadi parkir menjadi sisa kenangan manis yang ia rasakan.
“Dulu ramainya waktu malam minggu ramainya,” katanya saat diwawancarai, Senin (11/8/2025).
Ia mengaku pendapatannya berkurang drastis hingga 50 hingga 60 persen. Sebelum TKP ABA dibongkar, sehari ia bisa mengantongi uang Rp50-60 ribu.
“Gak ada pemasukan buat makan,” katanya.
Usai lokasi yang nantinya akan dipakai sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut dibongkar, pendapatannya hanya kisaran Rp25 ribu.
Ia menyebut di kawasan Sumbu Filosofis itu sudah hampir tidak ada tempat bagi perokok, mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menertibkan kawasan tersebut bebas rokok.
Dirinya yang sebelumnya berjualan wedang ronde mengaku bingung harus mencari pendapatan dari usahanya berkeliling berjualan rokok.
“Kalau di Malioboro sudah nggak boleh jualan rokok, Jalan Mangkubumi juga sudah dipenuhi toko- toko Indomaret – Alfamart,” ujarnya.
Ia yang dulu tergabung dalam paguyuban pedagang ABA mengaku tidak mengetahui sosialisasi terkait pembongkaran.
Diriny nuga menyampaikan para pedagang yangvada di kawasan TKP ABA saat ini telah dipindahkan ke tempat parkir bekas Menara Kafe di Kotabaru.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa proses pembangunan RTH tidak ada masalah berarti.
“Ya sekarang dalam proses di bangun, kan untuk taman, nggak masalah,” kata saat ditemui.
(populi.id/Hadid Pangestu)