SLEMAN, POPULI.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman sempat mengalokasikan anggaran sebesar Rp76,3 miliar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, anggaran terkait MBG kini diambil alih oleh pemerintah pusat melalui APBN.
Oleh karenanya anggaran yang sebelumnya disiapkan dalam APBD Sleman untuk program MBG kini dialihkan ke sejumlah pos pengeluaran lain.
Kepala Bidang Anggaran Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sleman, Ibnu Pujarta, menjelaskan bahwa awalnya anggaran MBG dari APBD Sleman sebesar Rp 76,3 miliar. Namun karena pendanaan MBG kini sepenuhnya diambil alih pusat, dana tersebut digunakan untuk pos lain.
Di antaranya untuk pengadaan mebel sekolah dasar, rehabilitasi sekolah SD dan SMP, serta penghargaan bagi atlet pada Pekan Olahraga Daerah (Porda). Termasuk juga untuk menutup defisit APBD.
“Kalau untuk menutup defisit APBD, kami menggunakan Rp 32 miliar dari anggaran MBG yang tidak jadi digunakan,” ujar Ibnu, Kamis (18/9/2025).
Ia menerangkan bahwa anggaran awal Rp 76,3 miliar tersebut belum pernah dipakai karena arahan dari Pemerintah Provinsi memerintahkan agar dana tersebut ditempatkan di pos Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun, pada akhirnya anggaran MBG sudah dianggarkan oleh pusat.
“Kalau tidak ada anggaran dari pusat, kami tidak bisa belanja. Maka dari itu, kami manfaatkan anggaran tersebut untuk belanja, termasuk menutup defisit sebesar Rp 32 miliar. Intinya seperti itu,” katanya.
Ibnu juga menegaskan bahwa penggunaan anggaran ini sudah mulai dilakukan pada tahun 2025 ini. Setelah Peraturan Daerah (Perda) disahkan pada 15 Agustus 2025 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) perubahan telah siap. Realisasi pengeluaran kini dilakukan oleh dinas-dinas terkait.
Terkait defisit APBD, Ibnu menjelaskan bahwa APBD Perubahan memang mengalami defisit, namun defisit tersebut harus ditutup. Pada awalnya defisit APBD murni mencapai Rp 118 miliar.
Lalu di APBD Perubahan defisit menjadi Rp 100,6 miliar setelah penggunaan anggaran MBG untuk menutup kekurangan sebesar Rp 32 miliar.
“Jadi, intinya kami mengurangi belanja sebesar Rp 32 miliar untuk menutup defisit. Anggaran boleh defisit selama masih bisa ditutup lewat pembiayaan neto, yaitu selisih penerimaan pembiayaan dikurangi pengeluaran pembiayaan,” jelas Ibnu.
Ia menambahkan bahwa defisit APBD Perubahan sebesar Rp 100,6 miliar tersebut sudah ditutup dengan penerimaan pembiayaan neto dengan nilai yang sama. Sehingga kondisi keuangan daerah tetap seimbang secara anggaran.
Terkait rencana anggaran MBG untuk tahun 2026, Ibnu mengatakan bahwa untuk saat ini Pemkab Sleman belum menganggarkan kembali program tersebut. Kebijakan penyusunan anggaran tahun depan masih menunggu arahan dari pemerintah pusat.
“Besok kami ada zoom meeting dengan Kemendagri untuk membahas kebijakan penyusunan anggaran 2026,” ungkapnya.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Sleman, Nur Fitri Handayani, menyampaikan APBD Murni Sleman 2025 ditetapkan sebesar Rp 3,347 triliun.
Sementara setelah perubahan naik menjadi Rp 3,388 triliun. “APBD digunakan untuk konstruksi, belanja pegawai, modal, hingga hibah bantuan sosial,” katanya.
Ia menyebut, proyek pembangunan yang menyerap anggaran cukup besar adalah pembangunan tempat parkir dan jembatan penghubung Pasar Godean. Progres pembangunan itu, kata dia, tergolong positif. “Dua proyek itu perkiraan selesai lebih awal daripada jadwal semula 20 dan 27 September 2025,” ujarnya.