YOGYAKARTA, POPULI.ID – SMPN 5 Yogyakarta berupaya menanamkan budaya peduli lingkungan kepada siswa melalui program bank sampah sekolah dan pemanfaatan biopori.
Upaya ini tidak hanya sebatas kegiatan simbolik, tetapi diarahkan menjadi kebiasaan sehari-hari di lingkungan sekolah.
Sebagai sekolah percontohan, SMPN 5 menerima 20 alat biopori yang akan digunakan untuk mengelola sampah organik secara lebih terukur.
Ketua Komisi C DPRD DIY, Bambang Seno Baskoro, menyampaikan bahwa pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah memberi manfaat ganda seperti menjaga kebersihan lingkungan sekaligus menjadi sumber tabungan bagi siswa.
“Anak-anak akan terbiasa memilah sampah dari rumah untuk disetorkan ke sekolah. Hasilnya nanti bisa mereka ambil sendiri,” jelasnya.
Program ini dijalankan dengan pendampingan DLH Kota Yogyakarta dan forum bank sampah setempat.
Kepala SMPN 5 Yogyakarta, Siti Arina Budi Astuti, mengatakan bahwa kebiasaan pengelolaan sampah sudah dibangun melalui program Zero Trash selama dua tahun terakhir.
“Kami telah berkoordinasi dengan orang tua, pelajar kami minta untuk membuang sampah di tempatnya masing-masing. Sehingga mereka bisa terbiasa,” katanya.
Sekolah juga membiasakan perilaku sederhana namun berdampak, seperti tidak menggunakan wadah sekali pakai saat kegiatan dan membiasakan siswa mematikan lampu setelah digunakan.
Langkah SMPN 5 Yogyakarta ini menjadi contoh bagaimana sekolah dapat menjadi ruang pembentukan budaya peduli lingkungan, sekaligus mendukung program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS).
(populi.id/Hadid Pangestu)