• Tentang Kami
Monday, June 16, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home Gunungkidul

Mengenal Tiwul: Kuliner Khas Gunungkidul yang Telah Diakui HaKI

Kini, tiwul tak hanya dikenal sebagai warisan kuliner, tetapi juga telah mendapat pengakuan resmi sebagai kekayaan intelektual daerah.

byGalih Priatmojo
May 12, 2025
in Gunungkidul
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi tiwul

Ilustrasi tiwul makanan khas Gunungkidul. [Dok/spka7madiun]

0
SHARES
11
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp
GUNUNGKIDUL, POPULI.ID – Tiwul merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat di sejumlah daerah, salah satunya di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Berbahan dasar singkong atau ketela pohon, tiwul dulunya dikenal sebagai makanan pokok pengganti nasi, terutama di masa-masa sulit ketika beras sulit didapatkan.

Kini, tiwul tak hanya dikenal sebagai warisan kuliner, tetapi juga telah mendapat pengakuan resmi sebagai kekayaan intelektual daerah.

BERITA MENARIK LAINNYA

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemkab Bantul Gelar Jumat Bersih di Pasar Besole

Guru Besar UGM Sebut Masuk Angin di Jawa Jadi Fenomena Budaya

Berikut ini merupakan sejarah tiwul yang merupakan salah satu makanan khas Gunungkidul, rangkuman populi.id.

Tiwul merupakan salah satu hidangan khas tradisional Gunungkidul yang terbuat dari bahan dasar singkong atau ketela pohon.
Makanan ini tak hanya menjadi ikon kuliner lokal, tetapi juga menyimpan kisah sejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan rakyat pada masa penjajahan.

Di tengah keterbatasan bahan pangan saat itu, tiwul hadir sebagai alternatif pengganti nasi yang mudah didapat dan bergizi.

Keberadaan tiwul dipercaya sudah ada sejak zaman kolonial, terutama saat masa pendudukan Jepang.

Kala itu, kesulitan ekonomi dan keterbatasan beras membuat masyarakat di wilayah Gunungkidul harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pangan.

Mereka pun memanfaatkan singkong sebagai sumber karbohidrat utama. Singkong yang telah dikeringkan menjadi gaplek.

Selanjutnya, setelah menjadi gaplek, singkong diolah dan ditumbuk hingga menjadi butiran kasar, lalu dikukus menjadi tiwul.

Bentuknya yang khas dan proses pengolahan yang sederhana menjadikan tiwul sebagai simbol ketahanan pangan masyarakat pedesaan.

Dari kondisi inilah, tiwul mulai diandalkan sebagai makanan utama, khususnya di daerah-daerah yang sulit mendapatkan pasokan beras pada masa itu.

Tiwul umumnya dinikmati dengan pendamping sederhana seperti sambal, ikan asin, atau bisa baceman tahu dan tempe.

Namun, seiring waktu, tiwul juga mulai dipadukan dengan berbagai hidangan modern sebagai pelengkap yang unik dan tradisional.

Kini, keberadaan tiwul tak hanya dilihat dari sisi sejarah atau nostalgia semata. Pada 16 Februari 2024, tiwul mendapat Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual secara resmi memberikan Sertifikat HaKI terhadap tiwul sebagai makanan khas Gunungkidul.

Sertifikasi ini menjadi bentuk perlindungan hukum sekaligus pengakuan terhadap warisan kuliner lokal yang telah dijaga secara turun-temurun oleh masyarakat.

Dengan status sebagai produk yang telah memiliki HaKI, tiwul tak hanya dilindungi dari klaim pihak lain, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara komersial.

Pemerintah daerah berharap sertifikasi ini bisa menjadi pijakan awal untuk memperluas pemasaran tiwul, baik di tingkat nasional maupun mancanegara.

Selain itu, pengakuan ini diharapkan mampu membangkitkan semangat generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan kuliner tradisional.

Tiwul bukan hanya tentang makanan, melainkan juga tentang identitas budaya, sejarah perjuangan, dan simbol ketahanan masyarakat Gunungkidul.

Penulis: Rahmadita Widyasari
Tags: budayaGunungkidulkulinersingkongtiwultradisional

Related Posts

Bupati Gunungkidul Endah Subekti mengikuti giat Jumat Bersih di kawasan pasar Besole

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemkab Bantul Gelar Jumat Bersih di Pasar Besole

June 13, 2025
Ilustrasi masuk angin

Guru Besar UGM Sebut Masuk Angin di Jawa Jadi Fenomena Budaya

June 11, 2025
Pemkab Gunungkidul bersama Dinas Kelautan dan Perikanan DIY melepasliarkan 101 tukik atau anak penyu di Pantai Wediombo, Rabu (4/6/2025) kemarin.

Jaga Kelestarian Alam, Pemkab Gunungkidul Lepasliarkan 101 Tukik di Pantai Wediombo

June 5, 2025
Ilustrasi ayam goreng Kalasan

Siapa Penemu Resep Ayam Goreng Kalasan Warisan Budaya Khas Sleman?

May 31, 2025
Suasana di pelabuhan Sadeng. Kawasan tersebut diusulkan jadi kampung nelayan Merah Putih

Pemda DIY Targetkan Produksi Perikanan Tahun 2025 Bisa Tembus 7000 Ton

May 29, 2025
Kasad Maruli Simanjuntak beri bantuan sumur bor manunggal TNI AD kepada warga Gunungkidul di wilayah Kapanewon Ponjong, Rabu (28/5/2025)

Balas Kebaikan Warga Gunungkidul, KSAD Maruli Buatkan Sumur Bor di Ponjong

May 28, 2025
Next Post
Wisma Hartono

Mengenal Wisma Hartono, Gedung Ikonik di Jogja yang Telah Resmi Tutup

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
poster penolakan iklan minuman keras yang diproduksi cap orang tua bermerek Kaliurang

Warga Lereng Merapi Protes, Tolak Nama “Kaliurang” Jadi Cap Miras

April 21, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

Penabrak Argo Ditetapkan Sebagai Tersangka, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

May 28, 2025
Polresta Sleman menggelar konferensi pers sekaligus merilis sosok Christiano pengemudi BMW yang tewaskan mahasiswa UGM Argo di Jalan Palagan, Sleman, Rabu (28/5/2025).

Kejanggalan Tewasnya Mahasiswa UGM Usai Ditabrak BMW, Polisi Ungkap Upaya Penggantian Pelat Nomor

May 28, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.