Sleman, POPULI.ID – Makan Bergizi Gratis atau MBG yang menjadi satu diantara program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran terhitung telah berjalan lebih dari sepekan. Untuk memenuhi kebutuhan item susu yang masih jadi kendala dalam satu paket MBG, pemerintah berencana melakukan impor sapi perah.
Menanggapi rencana tersebut Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Widodo mengingatkan agar pemerintah hati-hati. Disamping membutuhkan perencanaan teknis yang matang, hal paling penting yakni mengenai aspek kesehatan.
Apalagi seperti diketahui, Indonesia terkini tengah menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK yang urung sepenuhnya bisa dikendalikan.
Impor ternak sapi dari luar negeri tidak menutup kemungkinan berpotensi menambah tingkat penyebaran. Sebab, ternak sapi yang telah terpapar PMK punya risiko tinggi tak bisa produktif kembali.
“Saya kira pemerintah perlu kehati-hatian dalam hal ini, jangan sampai menambah penyakit. Perlu diingat, PMK ini bila sudah menyerang bisa menjadi berat risikonya untuk ternak yang terpapar,” terangnya seperti dilansir dari laman resmi UGM, Kamis (16/1/2025).
Widodo menyampaikan sapi perah yang akan diimpor perlu terlebih dulu menjalani proses karantina ketat untuk mendeteksi sekaligus meminimalisir penyebaran virus baru.
Disamping melakukan karantina, perusahaan yang ditunjuk melakukan impor juga perlu mendatangkan pakan berkualitas yang telah disiapkan sebelumnya.
“Perlu diingat dunia sekarang ini tengah mewaspadai penyebaran virus baru, nah virus ini mulanya datang dari hewan yang kemudian menular ke manusia. Untuk itu kewaspadaan perlu ditingkatkan. Bila toh mendatangkan sapi perah impor, perusahaan yang mendatangkan juga perlu menyiapkan pakan berkualitas untuk mencegah ternak dari risiko terpapar penyakit,” jelasnya.
“Nah soal pakan ini sapi itu kan butuh makanan hijau-hijauan, importir siap ngga dengan lahannya? Ini tentu juga harus dipikirkan. Sebab kadang program pemerintah ini reasoningnya masuk tapi bombastis. Program ini bagus asal ditata dan disusun dengan rasional,” lanjutnya.
Diketahui sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis, pemerintah berencana melakukan impor sapi perah. Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan susu yang ada di dalam satu paket makan tersebut.
Rencananya, kata Sudaryono, pemerintah berencana mengimpor 200 ribu sapi yang akan disediakan lewat 160 perusahaan yang sudah berkomitmen sebelumnya.
“PP nya baru saja selesai, pemerintah bisa memasukkan dari sejumlah negara tambahan disamping dari Australia dan negara lain yang sebelumnya sudah terdaftar. Harapannya di tahun ini 2025 ada masuk 200 ribu sapi yang berjenjang hingga akhir tahun,” terangnya di Istana Kepresidenan Selasa kemarin.
Lebih jauh, ia menegaskan kebijakan tersebut adalah mendorong investasi serta untuk mengurangi impor susu yang selama ini dilakukan.
Terkait perusahaan yang dilibatkan ada dari Indonesia serta dari luar negeri. Pemerintah akan memberikan fasilitas penyediaan lahan untuk peternakannya.
“Yang jelas ini adalah investasi. Jadi nanti kami sediakan sapi dan lahan peternakan dan yang mengeksekusi adalah perusahaan untuk bikin pabrik susunya di sini,” terangnya.
Diketahui, pemerintah telah menggulirkan program Makan Bergizi Gratis sejak 6 Januari 2025.
Di awal penyelenggaraannya, program yang menyerap anggaran APBN hingga Rp71 triliun di tahun 2025 ini masih menemui kendala teknis di lapangan. Di antaranya ada beberapa paket makan siang yang urung menyertakan susu di dalamnya.
Beberapa daerah yang terpantau urung menyertakan susu di dalam paket MBG yakni ada di Bogor serta Depok.
Pemerintah pun mengakui kekurangan tersebut. Kendalanya diantaranya karena urung siapnya ketersediaan susu untuk wilayah tersebut dalam skala besar.
“Ya memang ada yang siap pakai tapi ada juga yang masih belum siap. Ini semua bertahap ya,” terang Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar seusai melakukan pemantauan pelaksanaan program MBG di Depok beberapa waktu lalu.