YOGYAKARTA, POPULI.ID – Puskesmas Gedongtengen menangani tujuh dari delapan korban ledakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Gedongtengen di Jalan Letjen Suprapto, Yogyakarta, pada Selasa (27/5/2025).
Seluruh korban luka ringan telah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan, sementara satu orang dirujuk ke rumah sakit karena luka serius.
Kepala Puskesmas Gedongtengen, Tri Kusuma Bawono, menjelaskan bahwa ketujuh korban mengalami luka ringan akibat ledakan.
Mereka ditangani secara intensif dan tidak perlu rawat inap.
“Mereka semua sudah kami pulangkan karena luka yang dialami tergolong ringan. Satu korban yang alami luka bakar dan sesak napas kami rujuk ke RS PKU Muhammadiyah,” katanya saat dikonfirmasi Populi.id, Rabu (28/5/2025).
Korban yang dirujuk adalah Sunarto (52), karyawan SPBU yang mengalami luka bakar grade dua pada wajah dan gangguan pernapasan.
Sementara tujuh lainnya dirawat untuk luka ringan seperti lecet, luka bakar ringan, hingga jahitan akibat benturan.
Tri merinci, Budi Santoso (39) dan Tri Waryati (48) masing-masing mendapat tiga jahitan di kepala. Keduanya merupakan karyawan SPBU.
Pegawai kantin bernama Titik Riyanti (42) menerima satu jahitan di kaki.
Sujani (54), pembeli asal Magelang, mengalami luka bakar ringan.
Ardian Wahyu Atmaja (40) dan Candra (56), warga sekitar, menderita lecet di tangan dan kepala.
Sedangkan Faizol, seorang pembeli, mengalami lecet di kaki dan nyeri pinggang karena terpental.
“Untuk korban dari luar kota yang bawa BPJS, kami bantu proses penanganannya menggunakan jaminan itu. Sementara warga Kota Yogyakarta ditanggung Pemkot,” ucapnya.
Seluruh korban tidak dirawat inap karena Puskesmas Gedongtengen hanya melayani rawat jalan.
Sebagian bahkan diantar pulang usai tindakan medis.
“Kami prioritaskan penanganan cepat. Prinsipnya, korban ditangani dulu, soal biaya menyusul. Yang penting mereka selamat,” tegasnya.
Ia memastikan pelayanan kepada korban berjalan cepat dan sesuai protokol medis darurat.
Ia juga menyatakan kesiapan puskesmas dalam menangani kejadian serupa jika kembali terjadi.
“Kami siap 24 jam. Peralatan dan tenaga kami siagakan untuk kondisi seperti ini,” pungkasnya.