GUNUNGKIDUL, POPULI.ID – Siapa sangka, di balik perbukitan kering Nglipar, tersembunyi kisah sukses para petani ulet yang kini menjadi pionir budidaya bawang merah di Gunungkidul.
Di Klayar, Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul, sejumlah petani berhasil mengubah lahan tandus menjadi sentra produksi bawang merah yang menjanjikan.
Puryono, warga RT 05/RW 06, adalah satu di antara petani sukses yang telah menekuni budidaya bawang merah selama empat tahun terakhir.
Berbekal tekad dan eksperimen kecil, kini ia menjadi inspirasi bagi petani lain.
“Dulu saya coba tanam satu kuintal bibit. Hasilnya luar biasa, bisa panen sampai sepuluh kali lipat,” ujarnya saat ditemui usai panen raya, Senin (16/6/2025).
Dengan masa tanam hanya 70 hari, varietas bawang merah tajuk yang dipilih Puryono kini menghasilkan keuntungan berlipat.
Harga jual yang stabil di kisaran Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram membuat petani mampu meraup hasil yang jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman sebelumnya seperti jagung dan ubi.
Kini, Puryono bahkan mampu menanam hingga empat kuintal bibit dalam satu musim.
“Setahun bisa panen tiga kali. Pendapatan jadi jauh lebih baik,” tambahnya.
Kesuksesan ini bukan milik Puryono semata. Padukuhan Klayar kini memiliki sekitar 5 hektare lahan yang difokuskan untuk budidaya bawang merah, dikelola secara gotong royong oleh tiga kelompok tani: Ngudi Makmur 1, 2, dan 3.
Dari RT 1 hingga RT 6, petani bahu-membahu membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berinovasi.
Kesuksesan petani Klayar menarik perhatian Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Wakil Ketua DPD RI, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, bersama tiga anggota DPD RI DIY lainnya, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, Ahmad Syauqi Soeratno, dan Hilmy Muhammad datang langsung untuk mengikuti panen raya bawang merah sekaligus berdialog dengan masyarakat.
“Gunungkidul menunjukkan ketangguhan luar biasa. Panen bawang merah ini bukan hanya soal hasil, tapi juga simbol keberhasilan membangun ketahanan pangan dari wilayah perbukitan,” ujar GKR Hemas didampingi Staf Ahli DPD RI RM Gustilantika Marrel Suryokusumo.
Dalam kunjungannya, para senator berdiskusi dengan pemerintah daerah serta kelompok tani mengenai strategi ketahanan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Mereka menyoroti pentingnya akses air, regenerasi petani, dan penggunaan pupuk organik sebagai kunci keberhasilan pertanian masa depan.
Panen raya ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto yang menyampaikan apresiasi atas perhatian DPD RI.
“Sektor pertanian adalah pilar utama ketahanan pangan Gunungkidul. Terima kasih atas dukungan nyata kepada petani kami,” tuturnya.
Dalam forum aspirasi, Ketua Kelompok Tani Tejo menyampaikan kebutuhan dukungan pemerintah untuk pemanfaatan lahan tidur milik perhutani.
Sementara perwakilan PKK mengusulkan pelatihan keterampilan olahan hasil pertanian bagi perempuan.
DPD RI berkomitmen menindaklanjuti berbagai masukan tersebut melalui forum nasional, termasuk rapat paripurna dan dialog dengan kementerian terkait.