YOGYAKARTA, POPULI.ID – Di usianya yang hampir satu abad, Pudjiastuti (86) tampak masih semangat menjajakan dagangannya di sekitar kawasan Pasar Beringharjo, Jumat (1/8/2025).
Siang itu perempuan asal Playen, Gunungkidul tersebut terlihat duduk di bangku taman depan kompleks Monumen Serangan Umum 1 Maret sembari menggelar dagangan beralas kain jarik.
Sesaat kemudian, wajah Pudjiastuti tampak semringah ketika satu di antara pegawai Kesbangpol Kota Yogyakarta membagikan sejumlah bendera berbahan kain warna merah putih untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Ia mengaku senang karena sejumlah bendera merah putih yang didapat bakal diberikan kepada keponakan serta cucunya sebagai oleh-oleh.
“Ini buat anak-cucu, ada ponakan 2 sama cucu 2, nanti kalau gak kebagian rebutan,” katanya kepada populi.id.
Sembari mengusap bendera merah putih yang didapat, Pudjiastuti mengingatkan bahwa simbol merah putih yang merupakan warna bendera Indonesia itu harus dihormati. Tak boleh sembarangan diperlakukan.
“Ini (bendera) diperjuangkan bener-bener dan harus dihormati, jangan malah buat mainan apalagi kemudian dibuang,” ujarnya.
Momen-momen peringatan yang nantinya akan digelar di pusat kepadatan masyarakat tersebut benar-benar ia hormati, bahkan harus merelakan pendapatannya berkurang.
“Saya cari duit di pasar (Beringharjo), tapi ini kan mau 17 Agustus, harus hormat sama bendera. Saya kalau ada acara kaya gini nggak jualan,” katanya.
“Merdeka!,” tegas Pudjiastuti dengan lantang saat dirinya difoto.
Ketika ngobrol lebih jauh, Pudjiastuti mengaku dahulu merupakan veteran pejuang kemerdekaan.
Ia mengungkapkan ketika muda pernah ikut bertempur melawan penjajah di bawah komando Soeharto yang kemudian dikenal sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia.
Mendekati momentum perayaan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Pudjiastuti memahami bahwa penjajahan saat ini bukan seperti pada saat dimana ia harus berjuang melawan Belanda ataupun Jepang.
“Beda sekarang kemerdekaanya, sekarang ada musuh, tapi bukan kaya dulu lagi, sekarang kawan jadi lawan, teman sejati jarang nak,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini banyak orang yang rela mengorbankan pertemanan untuk memenuhi nafsu pangkat dan jabatan. Berbeda dengan dirinya dahulu ketika seluruh rakyat bersama-sama bersatu padu memperperjuangkan kemerdekaan.
“Dulu kami benar-benar berjuang bersama-sama. Bahkan makan dari dapur umum makannya sego tiwul. Hidupnya berpindah-pindah dari gunung satu ke gunung lainnya,” kenangnya.
Pujiastuti berharap momentum bagi-bagi bendera merah putih yang digelar Kesbangpol Kota Yogyakarta tersebut bisa menggariahkan kembali semangat perjuangan dari generasi muda, sekaligus menjadi pengigat akan pengorbanan para pendiri bangsa.
Bagikan 5 Ribu Bendera Merah Putih
Sementara itu, untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang, Badan Kesatuan Bansa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta membagikan ribuan bendera di kawasan Titik Nol Yogyakarta.
Hiasan bendera merah putih terlihat hampir di segala penjuru kawasan Titik Nol kilometer Yogyakarta. Mulai dari tukang becak, pejalan kaki, hingga anak-anak sekolah nampak riang membawa bendera dengan atribut merah putih usai dibagi bendera.
Sekretaris Kesbangpol Kota Yogyakarta, Widyastuti menyampaikan memilih kawasan titik nol karena merupakan kawasan yang jadi pusat kegiatan dan jujugan masyarakat.
Total ada sebanyak lima ribu bendera merah putih yang dibagikan. Pembagian tersebut juga melibatkan organisasi masyarakat (Ormas) yang ada di Kota Yogyakarta.
“Kami sebenarnya sudah mulai sejak 1 Juni di arena ini (Titik Nol) kilometer) berbarengan juga pada waktu itu ada parade seni budaya lintas etnis, selain itu kami juga telah membagikan di beberapa titik lainnya,” katanya.
Ia menyampaikan pembagian bendera akan dilakukan hingga tanggal 12 Agustus.
Widyastuti menyampaikan pembagian bendera bukan hanya sekadar mengingat hari kemerdekaan, lebih dari itu sebagai bentuk menjaga nasionalisme.
“Dengan atribut-atribut merah putih kami ingin masyarakat mengingat tentang merah putih yang menggugah rasa nasionalisme masyarakat Yogyakarta,” terangnya.
Ketua PC Ansor Kota Yogyakarta, Mohamad Jafar menyampaikan kegiatan bagi-bagi bendera merah putih yang digelar Kesbangpol disebutnya diharapkan dapat menyentuh masyarakat secara langsung dalam upaya meningkatkan nasionalisme.
“Ini langkah kecil tapi harapannya menjadi langkah besar agar masyarakat lebih mencintai bangsa ini,” ujarnya.
(populi.id/Hadid Pangestu)