YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pembatalan agenda Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) membuat disayangkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono menyampaikan dirinya kaget sekaligus menyayangkan pembatalan event tersebut oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
WJNC disebutnya sudah ditetapkan sebagai agenda pariwisata nasional Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI.
“Kan ini sudah menjadi kalender event nasional, tiba-tiba dibatalkan. Padahal event seperti itu memberi dampak bagi sektor hotel dan resto di DIY.
Deddy menyampaikan bahwa legenda WJNC merupakan agenda yang memiliki potensi besar akan bisa mendatangkan wisatawan.
Tidak hanya itu, WJNC disebutnya punya peran besar untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta.
“Terlebih setelah ada demo yang lalu, ini (WJNC) bisa menyakinkan calon wisatawan nusantara ataupun asing bahwa Yogyakarta sudah aman dan nyaman dikunjungi,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (14/9/2025).
Kendati begitu, Deddy menyampaikan pihaknya hanya bisa pasrah atas keputusan yang diambil oleh Pemkot Yogyakarta.
“Biasanya event tersebut bisa mendongkrak okupansi hotel resto dengan rata-rata hunian 60 persen di wilayah tengah (sekitar Malioboro) bisa bisa 80 persen,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa wisatawan yang datang saat penyelenggaraan WJNC memiliki rata-rata lama tinggal mencapai 2,5 hari.
Hal tersebut menurutnya memberikan efek domino yang besar kepada pelaku UMKM.
Disebutnya, PHRI akan terlibat dalam event promosi pariwisata bersama dengan pelaku wisata dari berbagai daerah di Bekasi.
“Kita berupaya sendiri untuk promosi seperti yang akan kita lakukan tanggal 30 September di table top Guyub Sesarengan di Bekasi, Jawa Barat,” katanya.
Pihaknya menyampaikan tetap berupa untuk bertahan dengan kondisi perhotelan yang tidak ideal, terlebih dengan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Disebutnya, kontribusi pajak hotel dan resto ke PAD daerah bekisar 35 sampai 40 persen.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa pembatalan WJNC melihat keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar pemerintah tidak terlalu banyak menyelenggarakan kegiatan bersifat seremonial.
Public Relation Manager Hotel Tentrem Yogyakarta Venta Pramushanti menyampaikan adanya event WJNC tidak berdampak banyak terhadap kenaikan okupansi secara signifikan.
Hingga saat ini ia menyampaikan tidak ada pembatalan reservasi kamar akibat dibatalkannya even tersebut.
“Beberapa tamu ada yg datang kesana, tapi sepertinya untuk saat ini belum ada yg membatalkan reservasi krn pembatalan acara tersebut,” katanya.
Berkaca pada penyelenggaraan tahun lalu, tamu hotel hanya sebagian yang melihat event tersebut. Ia menyebut kenaikan okupansi tersebut kemungkinan terjadi di hotel-hotel lainnya di Kota Yogyakarta.
(populi.id/Hadid Pangestu)