• Tentang Kami
Wednesday, June 18, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home headline

Dampak Efisiensi Anggaran, Ancam Pelestarian hingga Picu Jual Beli Naskah Kuno

Pelestarian naskah kuno menjadi sangat penting sebagai bagian dari memperkaya literasi sejarah bangsa hingga identitas

Rahadian BagusbyGalih PriatmojoandRahadian Bagus
March 5, 2025
in headline, Kultur
Reading Time: 3 mins read
A A
0
ilustrasi naskah kuno

ilustrasi naskah kuno. [pixabay/bohdanchreptak]

0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

SLEMAN, POPULI.ID – Kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah memberi dampak pada banyak bidang kegiatan dan program di lingkup Kementerian dan Lembaga serta pemda, termasuk dalam upaya bidang pelestarian naskah kuno.

Akibat kebijakan pemotongan anggaran, Perpusnas di tahun ini hanya bisa melakukan preservasi 2.165 dari target 10.300 naskah kuno. Selain hambatan anggaran, upaya pelestarian naskah kuno juga menghadapi ancaman maraknya jual beli naskah kuno dan masih minimnya para ahli filolog di dalam negeri yang saat ini masih didominasi asing.

BERITA MENARIK LAINNYA

Guru Besar UGM Sebut Masuk Angin di Jawa Jadi Fenomena Budaya

Peneliti UGM Temukan Solusi Hasilkan Daging Ayam Broiler yang lebih Sehat

Pakar Kearsipan UGM, Waluyo mengatakan adanya kebijakan pemangkasan ini bisa berdampak pada proses pelestarian naskah kuno. Pasalnya upaya pelestarian naskah kuno ini membutuhkan sumber daya dan pendanaan yang tak sedikit.

“Pelestarian naskah kuno sendiri yang merupakan upaya untuk menyelamatkan dan memperpanjang usia naskah kuno melalui proses-proses kerja mulai dari pendataan, konservasi, restorasi, sampai alih media, semua itu membutuhkan pembiayaan yang tidak kecil,” ujarnya, Rabu (5/3/2025).

Dosen Sekolah Vokasi UGM ini menuturkan sebelum adanya efisiensi ini realitanya, pendanaan dan juga atensi yang diberikan oleh pemerintah juga terlihat belum memadai.

Padahal kendala yang sering kali terjadi di lapangan, pada saat identifikasi misalnya, adalah banyaknya naskah kuno yang tersebar dan beredar di masyarakat yang dimiliki individu, namun tak dapat tercatat oleh pihak terkait.

Belum lagi, ahli-ahli seperti filolog masih minim sehingga menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar untuk pemerintah untuk mendidik mendidik akademisi agar menjadi ahli.

“Diperlukan banyak ahli, masih banyak naskah-naskah kuno yang misalnya berada di luar negeri seperti naskah-naskah kuno yang pernah dibawa dan dijarah saat masa penjajahan Inggris, dan saat ini berada di British Library, Inggris,” terangnya.

Menurutnya, proses pengalihan media yang dapat mencapai ribuan lembar ini, dapat memakan biaya yang tak sedikit, bahkan pada proses pengembalian naskah yang sudah dialih mediakan pada tahun 2017—2025 ini, yang jumlah berjilid-jilid ini sampai memerlukan donasi dari masyarakat.

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan kurangnya tanggung jawab kolektif untuk melestarikan naskah kuno, meski tanggung jawab tersebut pada Perpusnas sesuai Peraturan Perpusnas No. 9 Tahun 2024, yang menurutnya relatif baru. Hal ini membuktikan kurangnya kesadaran pemerintah terhadap pelestarian naskah kuno ini.

“Nampaknya memang proses pelestarian itu sendiri belum menggembirakan. Persoalan pokoknya tampaknya belum tumbuhnya pemahaman dan kesadaran tentang naskah kuno dan pelestariannya,” ucapnya.

Waluyo menjelaskan dalam bidangnya, pengarsipan, segala rekam informasi termasuk di dalamnya naskah kuno menjadi penting, karena hal tersebut merupakan bukti atau rekaman kegiatan aktivitas ya individu maupun organisasi.

“Tak hanya itu melalui naskah kuno pun kita dapat mengambil pengetahuan-dan pengetahuan dan ilmu yang dapat berguna di masyarakat,” imbuhnya.

Pelestarian naskah kuno juga bertujuan agar anak bangsa tak melupakan sejarahnya dan menjadikannya sebagai pembelajaran, apalagi naskah kuno ini menjadi bukti aktivitas dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau, seperti kejayaan-kejayaan kerajaan di masa lalu.

“Kalau kita lacak ke belakang, kalau kita pernah mengalami peristiwa tertentu, bukti otentiknya apa. Salah satunya yang paling kuat, ya melalui sumber informasi primer ya naskah-naskah, arsip. Maka dari itu sangat perlu diselamatkan,” ujarnya.

Permasalahan yang terjadi saat ini, selain dari efisiensi, adanya jual beli naskah kuno yang terjadi masyarakat pun menjadi hambatan dalam proses pelestarian ini.

Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengambil kebijakan sudah seharusnya harusnya mengambil peran dalam mendampingi dan memberikan dukungan serta apresiasi kepada pihak-pihak yang memiliki naskah-naskah tersebut, dan mengawasi praktik jual beli naskah kuno yang kini masih kerap terus terjadi.

Waluyo menekankan bahwa upaya pelestarian ini tak seharusnya dibebankan pada satu pihak saja, seperti Perpusnas. Sebaliknya menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Oleh Karena itu diperlukan edukasi dan meningkatkan kesadaran bahwa pelestarian naskah kuno ini tidak hanya dianggap sebagai sesuatu hal yang statis namun sumber data itu dibutuhkan secara berkelanjutan.

“Peradaban bangsa itu ditentukan juga oleh rekam jejak prestasi dan rekam jejak intelektualnya dari naskah-naskah kuno ini,” ingatnya.

Ia pun mengingatkan dengan mengambil kutipan dari Sarmidji, salah satu dari ratusan korban eksil 1965, yaitu ‘save what can be saved’, atau selamatkan apa yang bisa diselamatkan, dan dalam konteks ini menegaskan bahwa naskah kuno merupakan bagian dari dokumentasi budaya masa lalu yang sangat berharga nilainya, dan seharusnya tidak dapat dinilai dengan hanya sekadar anggaran.

Tags: Efisiensi Anggarannaskah kunopelestarianperpusnasUGM

Related Posts

Ilustrasi masuk angin

Guru Besar UGM Sebut Masuk Angin di Jawa Jadi Fenomena Budaya

June 11, 2025
Ilustrasi peternakan ayam broiler

Peneliti UGM Temukan Solusi Hasilkan Daging Ayam Broiler yang lebih Sehat

June 10, 2025
Ilustrasi pencegahan COVID-19

Pakar UGM Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran COVID-19 yang Kasusnya Kembali Muncul

June 4, 2025
Pakar UGM: Pemakzulan Gibran Harus Berdasar Hukum, Bukan Opini

Pakar UGM: Pemakzulan Gibran Harus Berdasar Hukum, Bukan Opini

June 3, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

UGM Bekukan Status Mahasiswa Christiano Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka Kecelakaan Jalan Palagan

June 3, 2025
Ilustrasi stand up comedy

Pakar UGM: Aksi Komika Bisa Jadi Sarana untuk Meningkatkan Pendidikan Demokrasi

June 3, 2025
Next Post
Ilustrasi penyediaan sembako di pasar murah

Pemkab Sleman Sediakan 115 Ton Sembako untuk Operasi Pasar Murah di 36 Kalurahan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
poster penolakan iklan minuman keras yang diproduksi cap orang tua bermerek Kaliurang

Warga Lereng Merapi Protes, Tolak Nama “Kaliurang” Jadi Cap Miras

April 21, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

Penabrak Argo Ditetapkan Sebagai Tersangka, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

May 28, 2025
Polresta Sleman menggelar konferensi pers sekaligus merilis sosok Christiano pengemudi BMW yang tewaskan mahasiswa UGM Argo di Jalan Palagan, Sleman, Rabu (28/5/2025).

Kejanggalan Tewasnya Mahasiswa UGM Usai Ditabrak BMW, Polisi Ungkap Upaya Penggantian Pelat Nomor

May 28, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.