JAKARTA, POPULI.ID – Aktivitas penambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Sorong, Papua Barat menuai sorotan tajam dari publik. Sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih pun turut angkat suara.
Diketahui polemik terkait penambangan nikel yang dioperasikan PT GAG Nikel mencuat setelah Greenpeace bersuara dalam forum Indonesia Critical Minerals Conference di Jakarta pada Rabu (4/6/2025) di Jakarta.
Sejak itu, desakan dari berbagai pihak mengemuka agar aktivitas penambangan nikel tersebut dihentikan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun diminta untuk turun tangan menghentikan.
Belakangan, Ketua Umum Partai Golkar tersebut memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan yang dilakukan PT GAG Nikel di kawasan Raja Ampat.
Tak cuma itu, Bahlil kemudian terbang langsung ke kawasan Raja Ampat, Sorong guna melihat langsung aktivitas penambangan yang dianggap merusak tersebut.
Mengutip unggahan Antara, kedatangan Bahlil dan rombongan disambut langsung warga Pulau Gag Raja Ampat.
Di luar dugaan, mereka justru meminta agar aktivitas penambangan nikel tetap dilanjutkan.
“Tidak ada itu pak isu itu, laut kami bersih, hoaks itu kalua Pulau kami rusak, alam kami baik baik saja pak,” kata Friska, warga Pulau Gag kepada Bahlil di Sorong, sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).
Para warga menyambut kedatangan Bahlil dengan bentang spanduk bertuliskan, ‘Laut Kami Bersih, Berita Pulau Gag Hancur itu Hoax’. Puluhan warga meminta Bahlil untuk segera mengembalikan operasional Pulau Gag, karena dengan penghentian tersebut, ekonomi masyarakat sekitar terdampak.
“Langit kami biru, laut kami biru, ikan kami melimpah, alam kami kaya,” teriak warga sekitar.
Bahlil pun menanyakan kepada warga, “Jadi berita berita itu benar atau salah? Makanya saya turun sendiri ini,” tegas Bahlil.
Bahlil juga menanyakan kepada warga, “Jadi ditutup atau tidak?” warga pun sontak mengatakan “Jangan tutup pak, kami masih hidup,” tegas warga.
Bahlil pun menegaskan bahwa, kedatangannya untuk memastikan semua operasional GAG Nikel berjalan sesuai dengan semestinya tanpa merusak alam.
“Makanya saya datang ke sini untuk memastikan langsung. Kepada seluruh masyarakat juga. Saya melihat secara objektif, apa sih yang sebenarnya terjadi. Saya senang bisa ketemu warga disini,” kata Bahlil.
Fadli Zon Setuju Operasional Tambang Dihentikan
Sementara itu, sebelumnya dua menteri lainnya dari Kabinet Merah Putih secara tegas mendukung upaya penghentian aktivitas penambangan nikel di kawasan Raja Ampat.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut keindahan bawah laut Raja Ampat dan ekosistem pesisir di kepulauan Raja Ampat jangan sampai rusak akibat tambang.
“Ya, (saya) sudah sangat setuju, sudah harusnya demikian (tambang disetop, red.). Jangan sampai nanti habis (tambang) itu merusak,” kata Fadli menjawab pertanyaan wartawan mengenai desakan publik untuk menyelamatkan Raja Ampat dari ancaman tambang nikel (#SaveRajaAmpat).
Menurut Fadli, upaya melestarikan alam di Raja Ampat telah menjadi concern bersama.
“Saya kira, kami concern ya dengan apa yang terjadi di sana. Kita harapkan jangan ada penambangan yang bisa merusak keindahan alam dan juga ekosistem alam yang saya kira sangat indah di Raja Ampat,” kata dia.
Oleh karena itu, Fadli berharap saat ini harus ada pembicaraan bagaimana investasi, dan kegiatan-kegiatan penambangan ke depan jangan sampai merusak ekosistem, dan juga situs-situs bersejarah atau budaya yang sering kali menjadi bagian tidak terpisahkan dari ekosistem alamnya.
“Mungkin nanti harus dibicarakan, bagaimana investasi dan kegiatan-kegiatan penambangan itu jangan sampai mengganggu situs-situs bersejarah, termasuk situs, yang merupakan ekosistem alam yang sudah baik terjaga selama ini,” kata Fadli Zon.
Seiring dengan isu tambang yang saat ini menjadi sorotan publik, Fadli menyebut Kementerian Kebudayaan juga mengkaji situs-situs bersejarah dan cagar budaya, termasuk gua-gua purba yang saat ini kelestariannya terancam oleh aktivitas tambang.
“Kami juga memantau beberapa titik, di Sulawesi, di Kalimantan, ada penambangan-penambangan itu yang mengancam gua-gua purba yang di dalamnya ada lukisan-lukisan purba yang umurnya puluhan ribu tahun,” kata Fadli.
Oleh karena itu, sebelum kajian Kementerian Kebudayaan rampung, Fadli menyebut telah berbicara dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
“Ya secara lisan sudah, tetapi kami sedang membuat kajiannya, lokasi-lokasi, tempat, terutama yang di Kalimantan,” kata Fadli.
Dia kemudian menyebut Gua Sangkurilang yang berada di ekosistem karst Sangkurilang-Mangkalihat di Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang saat ini diyakini terancam oleh aktivitas tambang semen.
Kawasan karsts yang terdiri atas batuan kapur yang berpori (gamping) kerap menjadi sasaran untuk tambang semen, sebagaimana yang terjadi di Pegunungan Kendeng Utara di Rembang dan Pati, Jawa Tengah.
Di Gua Sangkurilang, keberadaan lukisan telapak tangan pada dinding-dinding gua merupakan bukti peradaban purba yang ada di kawasan karst di Kutai Timur, Kalimantan Timur, puluhan ribu tahun yang lalu.
Analisis dari para ahli menunjukkan lukisan tangan itu berusia 10.000 tahun hingga 40.000 tahun, yang menjadikan lukisan purba di Gua Sangkurilang sebagai seni di batu cadas tertua dunia. Bahkan, seni purba di Sangkurilang diyakini lebih tua daripada lukisan purba serupa di Gua El Castillo, Spanyol.
Tidak hanya berbentuk telapak tangan, lukisan-lukisan purba di Gua Sangkurilang juga ada yang mirip hewan-hewan seperti rusa, babi hutan, dan ada pula pola-pola geometris.
KLH Hentikan Operasional 4 Perusahaan
Di sisi lain Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup telah menyegel dan menghentikan sementara kegiatan pertambangan nikel di Kawasan Raja Ampat.
Tindakan tersebut dilakukan berdasar hasil pengawasan terhadap penambangan nikel di Raja Ampat dari 26 Mei hingga 31 Mei 2025. Di mana selama periode tersebut mereka menemukan adanya sejumlah pelanggaran.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyebut tindakan jajarannya itu merupakan bentuk penegakan hukum dan perlindungan lingkungan hidup terutama di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki nilai ekologis penting.
Hanif mengungkapkan hasil pengawasan menunjukkan berbagai pelanggaran serius terhadap peraturan lingkungan hidup dan tata kelola pulau kecil.
Ia menyebut ada sebanyak 4 perusahaan di dalam wilayah kabupaten Raja Ampat yang distop operasionalnya. Semua perusahaan tersebut merupakan tambang nikel.
“Keempat perusahaan tersebut menjadi objek pengawasan, yakni PT Gag Nikel (GN), PT Kawei Sejahtera Mining (KSM), PT Anugerah Surya Pratama (ASP), dan PT Mulia Raymond Perkasa (MRP). Seluruhnya telah mengantongi izin usaha pertambangan, namun hanya PT GN, PT KSM, dan PT ASP yang memiliki Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH),” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (6/6/2025).