SLEMAN, POPULI.ID – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman resmi memulai penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Lapangan Pemda Sleman.
Langkah ini dilakukan untuk menciptakan ketertiban, kejelasan lokasi, sekaligus kenyamanan bersama.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Tradisional Disperindag Sleman, Raminta, menjelaskan bahwa proses validasi data PKL telah dilakukan tiga kali sejak Juni hingga Juli 2025.
“Data awal per 15 Januari 2025 mencatat ada 260 pedagang, terdiri dari 10 paguyuban dan pedagang non-paguyuban. Setelah validasi terakhir pada 21 Juli, jumlah PKL yang terverifikasi sebanyak 242 orang,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).
Dari total tersebut, 145 orang merupakan anggota paguyuban, sementara 97 lainnya pedagang non-paguyuban.
Aturan Jualan dan Kapasitas Lapak
Penataan tahap awal berlaku untuk PKL yang berjualan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Kapasitas lapak dibagi menjadi
Jumat 150 lapak, Sabtu: 284 lapak dan Minggu 252 lapak.
PKL diperbolehkan berjualan mulai pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Menurut Raminta, pembatasan waktu ini dilakukan karena bertepatan dengan jam kerja perkantoran di sekitar lokasi.
“Untuk siang hari kami belum mengatur karena jumlah pemohon terus bertambah. Kebijakan setelah pukul 11.00 masih menunggu keputusan lebih lanjut,” jelasnya.
Setiap lapak berukuran 2×2 meter. Pedagang dilarang menggunakan kendaraan sebagai tempat berjualan.
Barang dagangan wajib diturunkan lebih dulu, kemudian kendaraan diparkir di area yang sudah ditentukan, seperti Rumah Dinas Bupati, Dinas Kesehatan, atau Bappeda.
Larangan Jual-Beli Lapak
Raminta menegaskan bahwa jual-beli lapak dan ID card tidak diperbolehkan. Setiap pedagang terdaftar akan menerima ID card dan stiker nomor lapak.
Jika pedagang tidak aktif, ID card harus dikembalikan ke dinas untuk digantikan pedagang lain yang sedang antre.
“Antrian PKL saat ini sudah panjang. Kalau ada yang tidak aktif, ID card harus dikembalikan supaya bisa digantikan. Tidak boleh diperjualbelikan,” tegasnya.
Pengelolaan Sampah Secara Swadaya
Dalam penataan ini, PKL tidak dikenakan retribusi. Kebersihan, terutama sampah, dikelola secara swadaya oleh masing-masing paguyuban.
“Setiap paguyuban menarik iuran untuk pengelolaan sampah. Prinsipnya sama seperti di pasar, datang bersih, pulang bersih,” kata Raminta.
PKL akan mulai menempati lapak pada Jumat pekan ini, dengan lokasi di sisi utara dan selatan Lapangan Pemda Sleman
Sementara trotoar tetap steril karena difungsikan sebagai jalur jogging. Denah lokasi telah disiapkan dan diberi tanda nomor sesuai hasil undian.
Disperindag Sleman juga menyiapkan evaluasi berkala serta menerima masukan dari masyarakat maupun pedagang.
“Kami tata dulu secara bertahap, nanti akan dievaluasi. Satpol PP juga membantu menertibkan pedagang yang belum terdaftar atau melanggar aturan,” imbuh Raminta.
Dukungan Paguyuban
Ketua Paguyuban PKL Sabtu Berkah, Ayu Selasih, menyambut baik penataan ini. Menurutnya, keberadaan paguyuban memberi kepastian dan keamanan bagi pedagang yang sudah lama berjualan.
“Kami sangat mendukung penataan ini. Jadi lebih tertata, meski tetap harus ada keadilan bagi pedagang lama yang sudah berjuang lebih dulu membuka lahan dagang di sini,” ucapnya.
Ayu menyebut seluruh anggota paguyubannya, sekitar 60 pedagang, telah terakomodasi dalam penataan. Mayoritas dari mereka menjual makanan dan cemilan di sisi selatan Lapangan Pemda setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Soal ukuran lapak, Ayu mengaku tidak keberatan. “Sejak awal saya sudah terbiasa dengan lapak ukuran 2×2 meter, jadi aman dan cukup,” katanya.
Ia juga menilai pembatasan waktu berjualan hingga pukul 11.00 WIB masih wajar.
“Momen ramai memang pagi. Kalau sore hanya ramai saat olahraga, tapi omzetnya tidak seberapa,” tambahnya.
Terkait kebersihan, para anggota paguyuban dikenakan iuran harian untuk pengelolaan sampah. Khusus hari Jumat, pengelolaan dibantu dinas terkait.
Selain itu, Ayu mendukung penuh larangan jual-beli lapak.
“Itu bagus sekali, kami setuju. Kami juga menjaga agar anggota tidak melakukan jual-beli lapak. Kami punya data tiap anggota, dan setiap hari ada pengecekan. Jadi kalau ada yang coba-coba, pasti ketahuan,” tegasnya.
(populi.id/Gregorius Bramantyo)