YOGYAKARTA, POPULI.ID – Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) yang diterapkan di Kota Yogyakarta mulai menunjukkan kemajuan. Program tersebut diklaim berhasil menekan volume sampah yang masuk ke depo atau tempat penampungan sementara (TPS).
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, menyatakan gerakan Mas JOS mampu mengurangi timbulan sampah organik basah sebanyak 15 sampai 17 ton per hari. Meski begitu, pihaknya tetap berusaha mencapai target pengurangan sampah organik basah sebesar 50 ton per hari pada akhir tahun 2025 ini.
“Kami terus kejar target sampai 50 ton per hari, karena sekarang ini emberisasi masih belum merata,” jelasnya, Jumat (17/10/2025).
Haryoko mengatakan program Mas JOS berorientasi pada pemisahan sampah organik langsung dari sumbernya, yaitu dari rumah-rumah warga. Sejak pelaksanaannya yang semakin intens, program ini mampu mengumpulkan sampah organik dari masyarakat dengan volume pengiriman antara 500 hingga 600 ember per hari.
“Program ini sangat membantu karena sampah yang sudah terpilah organiknya tidak masuk ke TPS, sehingga sampah yang residu (anorganik) di TPS menjadi lebih bersih,” katanya.
Untuk memanfaatkan sampah organik basah yang sudah terpilah dan tidak masuk ke depo, pihak terkait bekerja sama dengan beberapa offtaker yang berasal dari kalangan peternak. Saat ini ada lima offtaker aktif yang bertugas mengumpulkan sampah organik basah dari rumah warga. Mayoritas offtaker ini berasal dari luar Kota Yogyakarta karena mereka memenuhi kebutuhan peternakan dalam skala besar.
“Di dalam kota sendiri kan nggak tersedia peternakan sebesar itu,” jelas Haryoko.
Ia menegaskan penanganan sampah di Kota Yogyakarta menunjukkan perkembangan positif, dengan lima depo utama hampir seluruhnya sudah tertata dengan baik. Kuota pembuangan sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DIY hingga akhir tahun masih menyisakan kapasitas yang cukup besar.
“Kuotanya diberikan akhir September, kami menerima sekitar 3.000-an ton, tapi sampai saat ini pengiriman belum mencapai 3.000, masih ada sisa sekitar 1.000 ton,” tuturnya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menekankan pentingnya keberhasilan program Mas JOS, khususnya inisiatif pengumpulan sampah organik melalui emberisasi. Program ini memfokuskan pada pengumpulan limbah makanan dari rumah tangga, seperti sisa nasi dan sayur, yang sebelumnya berkontribusi besar terhadap bau dan lindi di depo.
“Kemarin hampir tertahan mendekati 15 ton per hari, dengan hampir 600 ember besar per hari tercollecting sisa nasi, sisa sayur, yang biasanya itu lari ke depo. Itulah yang membuat depo itu sering bau. Sangat berpengaruh kalau gerakan ember ini sukses, ya depo tidak bau, lindinya tidak ada, kering,” bebernya.