YOGYAKARTA, POPULI.ID – Kapasitas pengiriman sampah dari Kota Yogyakarta ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan semakin terbatas. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pun mulai berupaya mengelola sampah secara mandiri guna mengantisipasi penutupan total TPST tersebut pada akhir tahun ini.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengatakan dari total kuota 3.000 ton yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi DIY sejak akhir September, kini masih tersisa sekitar 1.000 ton.
“Sampai saat ini pengirimannya belum mencapai kuota penuh. Kami menerima sekitar 3.000-an ton, nah sekarang masih ada sisa sekitar 1.000-an ton,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2025).
Ia menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada TPST Piyungan. Salah satu cara yang terus didorong adalah optimalisasi program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS). Tujuannya agar warga bisa mengelola sampah langsung dari sumbernya.
Melalui inisiatif Mas JOS, kata dia, sejumlah pendekatan dilakukan untuk menekan volume sampah yang dikirim ke depo. Salah satunya adalah sistem emberisasi yang mampu mengurangi 15 sampai 17 ton sampah organik setiap harinya. Selain pengurangan kuantitas, metode ini juga menjadikan sampah lebih terpilah dan bersih sehingga lebih mudah dimanfaatkan kembali.
Di ruang terbuka hijau publik (RTHP), berbagai teknologi pengolahan sampah skala kecil juga mulai digunakan. Seperti biopori jumbo, ember tumpuk, serta lodong sisa dapur (losida). Sampah daun pun kini ditampung dalam karung-karung besar untuk diubah menjadi kompos.
“Harapannya target kami bisa mengurangi 50 ton sampah organik setiap hari,” ujar Haryoko.
Kepala DLH Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, menyampaikan pengosongan depo sampah masih terus berjalan. Tiga titik, yakni di sekitar Gembira Loka Zoo, Tamansari, dan Serangan, masih memiliki tumpukan sekitar 150 ton sampah.
“Kami masih berupaya mengosongkan tiga depo itu. Targetnya ketiganya bisa bersih dalam bulan ini,” ucapnya.
Depo-depo yang volumenya sudah melampaui batas juga menjadi prioritas pengosongan. Seperti di area Stadion Mandala Krida, THR Brigjen Katamso, Pengok, dan RRI Kotabaru.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan beberapa depo yang sebelumnya kerap penuh kini mulai menunjukkan kemajuan. Namun demikian, ia mengakui bahwa proses pengelolaan sampah ini masih dalam tahap pengembangan. Pemkot juga berupaya mengoptimalkan jatah pengangkutan ke TPST Piyungan.
“Kami tetap memanfaatkan kuota 3.000 ton yang ada, kami manfaatkan tapi kami masih nawar lagi. Mudah-mudahan sampai Desember itu kami masih diberikan kuota,” ungkapnya.












