SLEMAN, POPULI.ID – Dua kasus keracunan massal yang terjadi di Sleman secara bersamaan mengungkap sejumlah fakta. Diantaranya sumber yang membuat keracunan diduga berasal dari makanan siomay.
Diketahui pada Minggu (9/2/2025), ratusan warga mengeluhkan keracunan seusai sehari sebelumnya mendatangi acara hajatan pernikahan di Lumbungrejo, Tempel, Sleman.
Tak berselang lama kasus serupa juga muncul di Tlogoadi Mlati, Sleman. Sejumlah warga mengeluh diare hingga sesak napas usai menyantap siomay di acara dasawisma.
Berikut sejumlah fakta terbaru mengenai kasus keracunan massal yang terjadi di dua lokasi di Sleman.
1. Jumlah Korban
Berdasarkan informasi dari Posko Kesehatan penanganan keracunan di Puskesmas Tempel I, data terakhir menyebutkan ada sebanyak 162 korban dari kasus keracunan Lumbungrejo. Sebanyak 47 diantaranya harus menjalani rawat inap untuk perawatan lebih lanjut.
Kemudian dari kasus keracunan di Tlogoadi Mlati, Sleman, korban keracunan terkini berjumlah 42 orang.
2. Produk Siomay yang Sama
Berdasar sampel makanan yang diperiksa di dua lokasi yakni di Lumbungrejo dan Tlogoadi Mlati, ternyata sumber yang diduga mengakibatkan keracunan berasal dari makanan siomay.
Belakangan diketahui, siomay yang dihidangkan di dua acara itu berasal dari produsen yang sama.
“Iya sama produsennya,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Khamidah Yuliati, kemarin.
Walau begitu, ia urung bisa memastikan apakah benar hanya dari siomay tersebut yang mengakibatkan keracunan massal.
“Untuk pastinya nanti ya kami masih nunggu hasil lab 2-3 hari ke depan,” imbuhnya.
3. Tidak Higienis
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie turut angkat bicara terkait kejadian keracunan massal di Sleman.
Ia menduga ada faktor tidak higienis baik dari lokasi ataupun dalam proses pembuatan produk makanan yang kemudian disajikan di acara hajatan dan kumpulan di Sleman.
“Kami menduga apakah produsen makanan ini patuh tidak terhadap kebersihan baik di lingkungan produksi maupun dalam proses produksinya,” katanya.
Ia menyebut dalam salah satu makanan yang tengah diuji terdeteksi adanya Amoeba.
“Kami mendeteksi adanya Amoeba, ini kemugkinan ada masalah terkait kebersihan di sana,” ungkapnya.
Meski begitu, Pembajun enggan menyebut dari makanan apa yang terdeteksi adanya Amoeba tersebut.
Ia masih menunggu keseluruhan proses pemeriksaan sampel makanan yang ada di laboratorium.
4. Produsen Siomay Diperiksa
Polisi pun turut turun tangan merespon kejadian keracunan di Tempel dan Mlati.
Kapolresta Sleman Kombes Edy Setianto Erning Wibowo menyebut pihaknya sudah memanggil 8 saksi untuk diperiksa.
“Mereka dari penyedia yang membuat siomay termasuk penyelenggara acara di dua tempat itu,” terangnya Selasa (11/2/2025).
Dari keterangan produsen siomay hari Sabtu kemarin mendapat tiga pesanan, dari jumlah itu, di dua lokasi terjadi peristiwa keracunan.
“Dia bilang ada tiga tempat yang pesan, tapi yang terjadi keracunan di dua lokasi yang di Lumbungrejo dan Mlati,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menyebut ada kemungkinan akan memanggil penyedia bahan baku. Namun ia belum memastikan kapan.
“Nanti ada kemungkinan, kami masih tunggu hasil lab dulu,” imbuhnya.