POPULI.ID – Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Momen ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana pendidikan membentuk arah masa depan bangsa.
Namun, di balik perayaan ini, terdapat sejumlah fakta menarik dan historis yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat. Berikut ini deretan fakta di balik peringatan Hari Pendidikan Nasional.
1. Diperingati untuk Mengenang Ki Hajar Dewantara
Tanggal 2 Mei dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional karena bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan nasional dan pendiri Taman Siswa.
Ia dikenal dengan semboyan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Semboyan ini masih menjadi filosofi utama dalam sistem pendidikan Indonesia hingga kini.
Aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun kegiatan perkantoran tetap berjalan seperti biasa. Biasanya peringatan dilakukan dalam bentuk upacara bendera, seminar, lomba-lomba pendidikan, atau kegiatan reflektif lainnya.
3. Ki Hajar Dewantara Bukan Nama Asli
Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ia lahir dari keluarga bangsawan Yogyakarta, tetapi memilih melepaskan gelar kebangsawanannya demi memperjuangkan pendidikan rakyat jelata. Ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat biasa.
4. Lahirnya Taman Siswa
Pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa yang merupakan sekolah yang dirancang untuk memberikan pendidikan kepada rakyat tanpa memandang status sosial. Ini merupakan bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial Belanda yang diskriminatif dan hanya bisa diakses oleh kaum elite.
5. Ditetapkan sebagai Hari Nasional oleh Presiden Soekarno
Hari Pendidikan Nasional resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959 oleh Presiden Soekarno. Penetapan ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa besar Ki Hajar Dewantara dalam membangun fondasi pendidikan nasional.
6. Tema Peringatan Selalu Berganti Tiap Tahun
Setiap tahun, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI) mengangkat tema yang berbeda dalam peringatan Hardiknas. Tema ini mencerminkan isu, semangat, dan tantangan pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman.
7. Momen Evaluasi Dunia Pendidikan NasionalHari Pendidikan Nasional bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi momen refleksi dan evaluasi kondisi pendidikan di Indonesia. Setiap tahun, berbagai data dan laporan pendidikan dirilis, termasuk capaian program Merdeka Belajar, kondisi guru, akses pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), hingga kualitas pembelajaran pasca pandemi.
8. Pendidikan sebagai Instrumen Kemerdekaan
Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan bukan hanya soal mencerdaskan individu, tetapi juga alat untuk membangkitkan kesadaran kebangsaan dan memperjuangkan kemerdekaan. Dalam konteks modern, semangat ini terus relevan untuk membangun generasi kritis dan berkarakter.