YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Yayasan Lembaga Islam dan Sosial (YLKIS) menggelar forum Pemimpin Mendengar sebagai tindak lanjut visi-misi Wali Kota Hasto Wardoyo.
Kegiatan berlangsung di Selasar Barat FISIPOL UGM, Selasa (13/5/2025), dengan fokus pada penyerapan aspirasi warga secara langsung.
“Pemimpin itu bukan hanya bicara, tetapi mendengar. Karena dengan mendengar, kita belajar,” katanya saat membuka forum.
Ia menegaskan pentingnya partisipasi warga dalam proses pembangunan kota.
Salah satu sorotan dalam diskusi adalah persoalan trotoar yang digunakan untuk berdagang.
“Saya prihatin. Banyak trotoar ditempati angkringan. Penataan akan segera kami lakukan,” ujarnya.
Ia juga memaparkan capaian program 100 hari kerja, termasuk penempatan tenaga kesehatan di tiap kampung.
“Saya terinspirasi dari sistem di Belanda. Di Jogja, kini ada 169 perawat dan bidan yang bertugas langsung di wilayahnya,” jelasnya.
Program bertajuk 100 Perubahan dalam 100 Hari Kerja akan diluncurkan pada (25/5/2025) mendatang di Embung Giwangan.
“Jumlah program sebenarnya lebih dari 100, tetapi kami pilih nama itu agar mudah diingat,” ucapnya.
Acara peluncuran terbuka untuk umum dan akan diisi pertunjukan budaya.
Ia berharap Yogyakarta menjadi kota rujukan nasional dalam pembangunan inklusif.
“Kita tidak memiliki sumber daya alam, tetapi unggul dalam sumber daya manusia. Maka, Jogja harus menjadi pusat keunggulan dan rujukan,” tandasnya.
Forum tersebut juga menyinggung pentingnya toleransi dan perlindungan terhadap kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.
Ia mengajak masyarakat menyampaikan laporan langsung jika menemui tindakan diskriminatif.
“Saya buka rumah setiap Rabu, pukul 05.00–09.00. Warga bisa datang tanpa perantara,” pungkasnya.