JATENG, POPULI.ID – Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV atau yang tersohor dengan nama Mangkunegara IV merupakan raja keempat dari Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta.
Raja kelahiran 3 Maret 1811 ini dikenal sebagai raja bervisi modern yang peduli dengan Kebudayaan Jawa. Tapi di sisi lain, Mangkunegara IV punya bakat lain yakni sebagai pebisnis ulung nan visioner. Salah satunya ia merupakan raja pertama yang sukses mengelola bisnis properti di Indonesia.
Berikut deretan fakta sosok Mangkunegara IV yang piawai dalam mengelola bisnis hingga membuatnya menjadi orang terkaya di nusantara kala itu.
1. Mengawali Bisnis dari Peluang Kolonial
Raja Mangkunegaran IV yang memiliki nama asli Sudira, sejatinya sudah memiliki kekayaan besar dari sistem feodalisme kerajaan. Namun, untuk memperkuat kas Kesultanan Mangkunegaran dan mencari sumber pendapatan baru, ia memutuskan terjun ke dunia bisnis, termasuk sektor properti.
Dorongan untuk masuk ke bisnis properti muncul ketika ia menyadari kebutuhan masyarakat kolonial Belanda terhadap hunian sewa. Pada masa itu, banyak orang Belanda yang datang ke Jawa sebagai perantau hanya untuk sementara waktu. Mereka enggan membeli rumah karena adanya kemungkinan kembali mendadak ke Eropa. Sebagai solusi praktis, mereka lebih memilih menyewa rumah.
2. Pendrikan: Perumahan Modern Pertama di Semarang
Melihat peluang ini, Mangkunegaran IV membeli sebidang tanah kosong di wilayah yang kini dikenal sebagai Pendrikan, Semarang. Di atas tanah tersebut, ia mendirikan kompleks perumahan dengan desain yang tergolong modern pada masanya. Kompleks ini selesai dibangun pada tahun 1874 dan langsung menarik perhatian para penyewa, yang mayoritas merupakan orang Belanda atau Indo-Belanda.
Keberhasilan proyek ini mencatatkan Mangkunegaran IV dalam sejarah sebagai pengusaha properti pertama di Indonesia. Untuk memastikan kelancaran bisnisnya, ia menunjuk cucunya, Raden Mas Gondosunaryo, sebagai pengurus dan penagih uang sewa dari para penyewa.
3. Diversifikasi Bisnis: Dari Properti ke Tambak Ikan
Selain bisnis properti, Raja Mangkunegaran IV juga menjalankan usaha tambak ikan bandeng. Ia memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan kolam yang kemudian disewakan kepada para petani ikan. Namun, meski bisnis tambak dan properti memberikan keuntungan, usaha utama yang paling menguntungkan bagi sang raja adalah industri gula.
4. Kejayaan di Industri Gula
Sejarawan Wasino dalam buku Kapitalisme Bumiputera (2008) mencatat bahwa Mangkunegaran IV memiliki dua pabrik gula di Jawa yang mampu memproduksi ratusan ribu ton gula per tahun. Keuntungan dari bisnis gula ini disebut mencapai setara 1 hingga 1,5 ton emas, yang jika dikonversikan ke nilai masa kini dapat mencapai sekitar Rp1 triliun.
5. Pondasi Kekayaan Kesultanan Mangkunegaran
Dengan kekayaan yang mencapai 25 juta gulden, Mangkunegaran IV menjadi salah satu tokoh terkaya nusantara pada abad ke-19. Keuntungan dari bisnis sewa rumah, tambak ikan, dan industri gula menjadi pondasi finansial yang menopang Kesultanan Mangkunegaran hingga enam generasi.
Warisan bisnis dan visi ekonominya tidak hanya memperkuat posisi Kesultanan Mangkunegaran, tetapi juga mencatatkan dirinya sebagai pionir dalam bisnis properti di Indonesia. Langkah inovatif ini menjadi inspirasi bagi pengembangan bisnis di tanah air, sekaligus bukti bahwa keberanian dalam melihat peluang dapat menghasilkan kejayaan yang bertahan lama.