SLEMAN, POPULI.ID – Wajah Kampung Mrican di Kalurahan Caturtunggal, Condong Catur, Kabupaten Sleman yang selama ini dikenal kumuh, sekarang berganti rupa setelah dilakukan penataan mulai 2023 lalu.
Warga yang sebelumnya hidup berdampingan dengan banjir, lingkungan padat, sampah, dan akses terbatas kini merasakan hidup yang lebih tertata dan sehat.
“Sebelumnya rumah saya berbatasan langsung dengan sungai. Kalau hujan deras, air langsung masuk rumah. Sekarang sudah jauh lebih aman,” ujar Sigit (41), warga RW 20, yang mengaku lega setelah penataan mengatur jarak antara rumah dan bibir sungai.
Sigit mengaku, setiap kali pertanda hujan mulai terlihat, warga Mrican akan bersiap-siap menyelamatkan barang berharganya.
“Kalau mendung sudah terlihat dari utara, pasti kami sudah siap-siap. Karena banjir itu paling rendah se-dengkul orang dewasa, kalau semalaman bisa sampai se-dada,” tambahnya.
Mrican dulunya dikenal sebagai kawasan padat yang minim sanitasi dan langganan banjir. Sungai dangkal, jalan sempit, dan rumah yang berdempetan membuat kawasan tersebut rawan bencana serta sulit diakses kendaraan.
Sebagian besar warga masih menggunakan sumur manual yang ditimba untuk kebutuhan air bersih.
Namun, sejak intervensi infrastruktur dilakukan oleh pemerintah, wajah kampung berubah. Sungai dinormalisasi, permukiman ditata ulang, serta jalan kampung diperlebar.
Kampung Mrican kini memiliki ruang terbuka hijau kecil, jalur pejalan kaki, dan aliran air yang lebih lancar.
“Dulu anak-anak sering sakit karena lingkungan becek dan lembap. Sekarang lebih bersih, jalannya rapi, dan kami sudah pakai pompa air,” kata Niken (35), ibu rumah tangga yang ikut aktif merawat taman warga.
Penataan tersebut tak hanya soal infrastruktur, tetapi juga partisipasi warga. Gotong royong dijalankan secara berkala untuk menjaga kebersihan dan merawat hasil pembangunan.
“Tugas kami kan tinggal menjaga ya, karena ini sudah diperbaiki, sudah ditata, jadi kami tinggal merawat. Makanya ini rutin sekali diadakan kerja bakti,” katanya.
Sementara itu, Sumi yang merupakan istri Ketua RW setempat menegaskan bahwa perubahan Kampung Mrican membangkitkan semangat warga.
“Kami bersyukur ada perhatian dari pemerintah. Tapi kami juga sadar, menjaga kampung ini tanggung jawab bersama. Harapan kami, Mrican ke depan makin tertib dan warganya makin sejahtera,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kini warga tak perlu khawatir lagi jika hujan lebat turun karena aliran air di sungai telah ditata dengan lebih baik.
Tak hanya itu, ia berharap pemerintah melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dapat membuat kawasan Mrican lebih berwarna dan layak huni.
Data dari Bappeda Sleman menyebutkan bahwa Mrican termasuk dalam daftar prioritas penataan sejak 2022 karena tingkat kerentanan banjir yang tinggi. Setelah penataan, laporan pengaduan soal banjir turun hingga 78 persen sepanjang 2024.
Warga berharap program penataan berlanjut, bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga peningkatan kualitas hidup—mulai dari akses air bersih, lingkungan sehat, hingga ruang sosial yang mendukung kesejahteraan.