BANTUL, POPULI.ID – Duel celurit di Pleret, Bantul akhir pekan lalu memakan korban. Seorang remaja berinisial AS (17) tewas dalam insiden maut tersebut.
Motif pembunuhan hingga kekinian belum terungkap. Kasus yang menewaskan ABG ini masih diusut oleh pihak berwajib.
Berikut Populi.id sajikan fakta-fakta duel maut di Bantul.
1. Warga Magelang
Korban AS merupakan warga Pakis, Magelang, Jawa Tengah yang tinggal di Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Sebelum kejadian, AS sempat pulang ke rumah kakaknya di Bantul setelah memancing ikan bersama FA, sambil menenggak miras jenis arak. Korban lantas berpamitan ke kakaknya untuk pergi bersama temannnya.
2. Perlihatkan Celurit
Keduanya pergi ke Pos Kamling atau cakruk di Balong Lor, Potorono, Banguntapan dan bertemu dengan AP. Korban lalu mengajak AP kembali ke rumah kakaknya untuk mengambil jaket. Setelah itu, AS ke rumah FA untuk mengambil jaket lagi. Saat itu, AS juga memperlihatkan senjata tajam berjenis celurit yang dibawanya.
3. Pamit Pergi
FA sempat curiga dengan gelagat AS yang hendak pergi bersama AP. Meski sempat mencegah, namun AS tetap beranjak. Korban kemudian berboncengan dengan AP menuju arah Jalan Bawuran, Kapanewon Pleret, Bantul pada Minggu, 10 Mei 2025 dini hari.
4. Bertemu Dua Pemotor
Setibanya di lokasi, AS turun dari sepeda motor dengan cara melompat setelah melihat dua orang laki-laki yang mengendarai skuter matik telah menunggu di sisi jalan. Seorang kemudian mengeluarkan celurit dan mengajak AS berduel. Keduanya yang sama-sama membawa senjata tajam terlibat perkelahian.
5. AS Terkapar dengan Luka Tusuk
Perkelahian itu menyebabkan AS terkapar dalam kondisi berdarah dengan sejumlah luka tusuk pada bagian rusuk kiri dan paru-paru. Sedangkan pelaku kabur bersama rekannya. Korban sempat hendak dibawa ke rumah sakit oleh AP dengan sepeda motor. Nahas, nyawanya tak tertolong sebelum mendapatkan perawatan.
6. Polisi Buru Pelaku
Hingga kekinian, polisi masih menyelidiki insiden yang menewaskan AS. Pelakunya pun sedang diburu pihak berwajib. Sejauh ini sudah ada delapan orang saksi yang diperiksa untuk mengungkap identitas pelaku dan motif pembunuhan.
Penulis: Yunita Ajeng Raharjo